Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki Jamin Pelapor Jual-Beli Rusun Pulogebang Tak Diusir

Kompas.com - 15/06/2013, 19:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menjamin, warga rumah susun Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, tidak akan diusir dari rusunnya. Ketakutan warga itu terjadi setelah mereka mengungkap praktik jual-beli di rusun tersebut yang disinyalir dilakukan oleh pengelola rusun.

"Enggak bakalan diusir. Kita jamin kalau mereka (pengelola) macam-macam," ujar Basuki saat ditemui wartawan di arena pacuan kuda Pulomas, Pulogadung, Jakarta, Sabtu (15/6/2013) sore.

Mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, ia telah mengetahui laporan tentang penganiayaan terhadap Rinaldi dan Suhartati oleh sejumlah orang pekerja di rusun tersebut. Namun, ia belum bisa memastikan apakah penganiayaan itu didalangi oleh sang pemilik rusun atau bukan. Ia mengatakan, kasus itu  telah ditangani kepolisian.

"Yang penting kalau warga dianiaya, itu visum cepat-cepat, supaya ada buktinya. Kita sudah serahkan biar polisi yang menangani," ujarnya.

Rinaldi beserta istrinya, Suhartati, melaporkan peristiwa penganiayaan yang mereka alami oleh sekelompok orang yang disebut-sebut suruhan pengelola rusun, Selasa (11/6/2013) malam. Sekelompok orang itu mendatangi unit rusun kediaman korban, lalu melakukan penganiayaan. Tiga orang di antara pemukul itu adalah tukang sapu, dua teknisi rusun, serta dua orang dengan baju bertuliskan "Pengelola", dan lebih dari lima orang adalah petugas keamanan yang dikenalnya.

Setelah kejadian itu, Suhartati sudah membuat laporan di Polres Metro Jakarta Timur. Laporan tersebut terdaftar dengan nomor LP 993/k/VI/2013/RJT, aduan tindak penganiayaan. Penganiayaan, diduga bermotif dendam sebab korban adalah warga yang berbicara di media massa soal praktik jual-beli unit di rusun itu. Setelah insiden itu, warga penghuni rusun mengaku takut berbicara kepada media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com