jakarta, kompas
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Selasa (18/6), mengatakan, keberadaan bangku taman menjadi sarana bagi pejalan kaki yang lelah untuk sejenak beristirahat. ”Ini fasilitas publik. Orang yang capai jalan bisa duduk di bangku. Enggak kayak sekarang, mau duduk masak di pinggir pagar,” katanya.
Menurut Jokowi, bangku-bangku itu berasal dari sumbangan berbagai kalangan. Bangku berbahan kayu jati dan besi cor didatangkan dari Klaten, Jawa Tengah. Alasannya, harga pembuatannya lebih murah dibandingkan dengan di Jakarta.
Saat ini, baru 70 bangku yang tiba dari Klaten dan tengah dirakit di kompleks Balaikota DKI Jakarta. Berat bangku bisa mencapai lebih dari 80 kilogram. Bangku akan dibor di trotoar supaya tidak mudah dipindahkan.
Bangku itu berkapasitas tiga orang per unit, terbuat dari besi pada bagian langkan serta kayu pada bagian tempat duduk dan sandaran badan.
Jokowi meminta masyarakat merawat dan memelihara fasilitas publik tersebut. ”Kalau nanti dicoret-coret, ya, kita cat lagi. Nah, kalau diambil orang, itu baru susah,” ujar Jokowi sambil menepuk dahi.
Menurut rencana, di sebelah bangku-bangku taman juga akan dipasang tempat sampah agar warga Jakarta terbiasa tidak membuang sampah sembarangan. Apabila sumbangan bangku taman dari pihak swasta lebih banyak, semakin banyak pula tempat di Jakarta yang bisa dilengkapi fasilitas tersebut.
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta Widyo Dwiyono menegaskan, siapa pun yang kedapatan merusak bangku taman itu akan diberi sanksi. ”Yang akan mengawasi petugas satuan polisi pamong praja,” kata Widyo.
Tidak hanya di Thamrin-Sudirman, penempatan kursi taman juga akan diperluas ke kawasan lain, seperti Jalan Kebon Sirih, Jalan Cikini Raya, dan kawasan Plaza Indonesia.
”Kawasan itu memang kawasan pejalan kaki. Kami ingin mengembangkan sebagai tempat jalan-jalan yang menyenangkan,” kata
Dia mengaku, ruang untuk pejalan kaki di Jakarta belum ideal. Seharusnya pejalan kaki mendapat ruang trotoar selebar 8 meter di sisi jalan. Namun, rata-rata lebar trotoar di Jakarta kurang dari 4 meter.
”Trotoar paling lebar sementara ini ada di ruas Jalan Thamrin di depan Kantor Kedutaan Jepang dan Hotel Pullman,” kata Widyo.