Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Jokowi Seusai Jalan-jalan Bersama Kaum Difabel

Kompas.com - 04/07/2013, 12:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sekitar 45 menit mengikuti acara jalan-jalan menggunakan bus transjakarta dengan kaum difabel, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo turut merasakan sulitnya menggunakan fasilitas umum di Jakarta, terutama sarana transportasi. Ia langsung mencatat kekurangan fasilitas bagi kaum difabel tersebut.

Hal pertama yang menjadi catatannya adalah trotoar. Menurutnya, harus ada petunjuk bagi kaum difabel agar mudah mengakses sejumlah jalan. Selain itu, ada ruas trotoar yang memiliki kontur tidak rata sehingga menyulitkan mobilitas kaum difabel (different ability).

"Di trotoar banyak dipasang batu. Dari estetika baik, tapi rupanya menghambat mereka," ujar Jokowi seusai acara, Kamis (4/7/2013) pagi.

Catatan kedua Jokowi mengenai akses ke shelter atau tempat pemberhentian bus transjakarta. Selain masih banyak shelter yang tak dilengkapi jalur khusus bagi pengguna kursi roda, tidak ada loket khusus bagi kaum difabel. Mereka terpaksa berdesakan dengan penumpang lain. Petugas bus transjakarta tidak mendapat pembekalan bagaimana cara berkomunikasi dengan penyandang tunanetra dan tunarungu.

"Apalagi loketnya enggak terang, bagi tunarungu sangat mengganggu karena kan harus baca bibir. Dari loket jadi tak kelihatan," kata Jokowi.

Keluar dari loket bus transjakarta, masalah kembali melanda. Pengguna kursi roda memerlukan ruang yang cukup untuk bergerak, padahal jalan penghubung di shelter tergolong sempit. Masalah juga terjadi pada jarak antara shelter ke bus. Sering kali terjadi bus berhenti agak jauh dari shelter sehingga ada rongga besar antara keduanya dan dapat membuat difabel mengalami kecelakaan.

"Pernah ada yang kejepit, ada yang jatuh karena ada antara bus dan halte tidak penuh. Kemudian masuk dari halte ke bus juga sulit sehingga harus digotong orang. Harusnya ada 'lidah' otomatis (dari halte ke bus)," kata Jokowi.

Di dalam bus, orang nomor satu di DKI Jakarta itu juga mencatat ketidaknyamanan kaum difabel, khususnya bagi pengguna kursi roda. Tidak ada safety belt agar mereka tak terlalu terguncang. Tak hanya itu, jarak pegangan terlalu tinggi bagi pengguna kursi roda sehingga sulit dijangkau.

Jokowi berjanji akan mengupayakan penyempurnaan fasilitas umum ini agar memudahkan akses bagi kaum difabel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

    Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

    Megapolitan
    Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

    Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

    Megapolitan
    Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

    Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

    Megapolitan
    Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

    Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

    Megapolitan
    Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

    Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

    Megapolitan
    2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

    2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

    Megapolitan
    Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

    Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

    Megapolitan
    Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

    Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

    Megapolitan
    Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

    Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

    Megapolitan
    Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

    Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

    Megapolitan
    Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

    Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

    Megapolitan
    Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

    Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

    Megapolitan
    Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

    Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

    Megapolitan
    Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

    Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

    Megapolitan
    Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

    Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

    Megapolitan
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com