Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tersangka Kasus Penganiayaan di Rusun Pulogebang Belum Ada

Kompas.com - 19/07/2013, 08:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Satu bulan lebih sudah berlalu, namun Kepolisian Resort Metro Jakarta Timur belum menetapkan tersangka kasus penganiayaan terhadap dua warga rumah susun sewa (rusunawa) Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur. Polisi mengaku kesulitan, sebab saksi korban tak pernah muncul setelah dia melapor.

"Sampai saat ini belum ada yang dipanggil sebagai tersangka," kata Kepala Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Timur, Ajun Komisaris Besar M Soleh, saat dihubungi, Kompas.com, Kamis (18/7/2013) malam.

Soleh mengatakan, di luar kedua saksi itu, sudah banyak orang yang menjalani pemeriksaan untuk mengetahui siapa pelaku penganiayaan itu. Namun, saksi pelapor susah ditemui.

"Dia kan yang tahu siapa nama-nama (pelakunya)," ujar Soleh.

Korban penganiayaan menyebut para pelaku penganiaya berasal dari pekerja rusun tersebut. Korban yang merupakan pasangan suami istri itu kini telah meninggalkan rusun dan menetap di wilayah lainnya.

"Seharusnya dia enggak perlu takut (bersaksi). Dia kan sudah pindah, tidak tinggal lagi di situ. Upaya yang kita lakukan saat ini tetap menghubungi saksi korban itu," ujar Soleh.

Untuk mengetahui siapa pelaku penganiayaan itu tidaklah sulit. Berdasarkan catatan Kompas.com, ada banyak saksi yang merupakan warga penghuni rusun di sana yang menyaksikan peristiwa penganiayaan tersebut. Hanya saja, semenjak kejadian penganiayaan yang menimpa warga satu rusun mereka, sejumlah warga yang ditemui, pada Jumat (14/6/2013), memilih tak banyak bersuara, termasuk kepada media.

Meski demikian mereka membenarkan adanya kejadian itu. Mereka hanya berani membeberkannya dengan diam-diam. Mereka mengaku merasa takut kepada pihak pengelolah.

Peristiwa penganiayaan terhadap Rinaldi (47) dan Suhartati (45) yang diduga dilakukan belasan pekerja dari pihak pengelola rusun itu terjadi pada Selasa (11/6/2013) silam. Para pelaku mendatangi unit rusun kediaman pasangan suami istri itu, lalu melakukan aksi pengeroyokan tersebut.

Mereka yang ada dan dikenali korban di antaranya tiga orang tukang sapu, dua orang teknisi rusun, dua orang yang memakai baju bertulisan "pengelola" di bagian kerahnya, dan sekuriti yang dikenalnya lebih dari lima orang.

Saat itu, penghuni yang menyaksikan penganiayaan tersebut diancam untuk tidak ikut campur. Mereka diminta tidak mendekat. Beberapa orang yang menyaksikan mengaku sampai menangis melihat kejadian itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com