Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Basuki: Kalau Saya PKL, Maunya Direlokasi ke Plaza Indonesia

Kompas.com - 14/08/2013, 09:48 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap konyol pedagang kaki lima (PKL) Pasar Gembrong yang enggan ditertibkan. Sebab, selain melanggar peraturan, menolak untuk menerima solusi relokasi dari DKI, dan menganggap kalau berjualan di lokasi baru, tidak akan menguntungkan.

"Kalau begitu semua orang di Jakarta bisa menduduki jalan. Saya kalau jadi PKL, mau pindah di mana? Plaza Indonesia. Dagang apa? Enggak mau tahu, pokoknya untung atau enggak, saya dagang di sini saja," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (13/8/2013).

Basuki pun menganalogikan penolakan PKL itu ibarat dirinya tak lagi menjadi Wakil Gubernur DKI, namun menolak keluar dari kantonya di Balaikota Jakarta. Padalah, secara peraturan, Basuki harus angkat kaki.

"PKL itu begitu kan? Jadi, kamu sudah duduk di jalan, direlokasi tapi enggak mau, maunya bagaimana? Mau di toko dekat sini, di Bekasi juga enggak mau, maunya di Monas. Lebih gila lagi kan?" sindir Basuki.

Argumentasi seperti itulah, kata dia, yang telah mendasar dalam pikiran para PKL, sehingga menolak direlokasi. Apabila tetap tidak mau direlokasi, maka hukum akan ditegakkan. Mereka akan dikenakan pidana atas pelanggaran Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang ketertiban umum dan UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.

Di dalam Perda itu, telah tercantum sanksi berupa kurungan 10 hingga 60 hari dan denda Rp 100.000 hingga Rp 20 juta. Untuk saat ini, penertiban PKL Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara-lah yang menjadi fokus Pemprov DKI.

Basuki berharap apabila awak media melihat ada PKL di yang tetap berada di jalan untuk segera melapor kepadanya atau Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. "Semua yang mengganggu jalan, sekarang out. Tugas Wali Kota juga kita uji kemampuan mereka, yang enggak bagus kita ganti," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Jual Video Porno Anak via Telegram, Pria Asal Sumenep Ditangkap Polisi

Megapolitan
Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Iuran Tapera sampai Pensiun, Karyawan Swasta: Siapa yang Mau Cicil Rumah 30 Tahun?

Megapolitan
Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Kekesalan Ketua RT di Bekasi, Tutup Akses Jalan Warga yang Dibangun di Atas Tanahnya Tanpa Izin

Megapolitan
Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Pemetaan TPS pada Pilkada DKI 2024 Pertimbangkan 4 Aspek

Megapolitan
Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Orangtua Calon Siswa Diwanti-wanti Tak Lakukan Kecurangan Apa Pun pada PPDB Kota Bogor 2024

Megapolitan
Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Tak Masalah Pendapatan Dipotong Tapera, Tukang Bubur: 3 Persen Menurut Saya Kecil

Megapolitan
Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Polisi Usut Dugaan TPPO dalam Kasus ART Lompat dari Lantai 3 Rumah Majikan

Megapolitan
Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Setuju Pendapatannya Dipotong untuk Tapera, Tukang Bubur: Masa Tua Terjamin

Megapolitan
Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya 'Driver', demi Allah

Hampir Terjaring Razia karena Dikira Jukir, Ojol: Saya "Driver", demi Allah

Megapolitan
KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

KPU Susun Pemetaan TPS, Jumlah Pemilih Pilkada DKI Bertambah 62.772 Orang

Megapolitan
Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Tak Setuju Program Tapera, Pekerja: Enggak Percaya Pemerintah Lagi buat Kelola Uang Rakyat

Megapolitan
PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

PKS Usulkan Anies Jadi Cagub Jakarta, Pengamat: Sosoknya Melekat dengan PKS

Megapolitan
Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Cegah Kecurangan Saat PPDB, Pemkot Bogor Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

12 Jukir Liar Terjaring Razia, Ada yang Kabur ke Panti Asuhan

Megapolitan
DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

DPRD Kota Bogor Buka Posko Pengaduan PPDB 2024, Warga Bisa Lapor jika Temukan Kecurangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com