Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Memenuhi Keinginan Jokowi...

Kompas.com - 22/08/2013, 07:37 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Memaksimalkan penggunaan anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah keinginan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Namun, banyak hal yang membuat keinginan itu sulit terealisasi.

Dalam rapat evaluasi penyerapan anggaran oleh SKPD, Rabu(19/6/2013) silam, Jokowi pernah mengancam akan "menyembelih" kepala dinas yang tak dapat menyerap 97 persen anggaran. Menurutnya, dinas harus memaksimalkan dana.

"Saya minta Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) semua kurang dari tiga persen. Jangan sampai lebih," tegas Jokowi.

Setelah ditelisik lebih jauh, tampaknya keinginan gubernur cukup sulit dilaksanakan. Pada Dinas Perumahan dan Bangunan misalnya. Sebagian besar anggaran diperuntukan pembebasan lahan agar dapat dibangun rumah susun sewa warga.

Sang kepala dinas, Yonathan Pasodung mengatakan, Pemerintah Pusat mengeluarkan aturan baru, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pembebasan Lahan untuk Kepentingan Umum. Di aturan baru itu, pembebasan lahan tak bisa lagi diatur langsung gubernur melalui Panitia Pembebasan Tanah (P2T), namun harus melalui Badan Pertanahan Nasional(BPN) terlebih dahulu.

"Dengan UU itu, pembebasan tanah tidak bisa selesai satu tahun. Prosedurnya saja 263 hari. Itu pun kalau mulus dan tak ada sanggahan. Kalau ada, bisa satu tahun lebih," ujarnya saat ditemui di kantornya pada Rabu (20/8/2013) sore.

Menemui kendala ditengah target yang sudah ditentukan gubernur membuatnya harus dengan cepat mengambil keputusan. Yonathan mengaku proyek pembebasan lahan di beberapa daerah di DKI yang sebelumnya telah diajukan di APBD pun terpaksa ditunda di rencana APBD Perubahan.

"Saya sebagai anak buah harus siap terima risiko. Kalau salah ya disembelih, yang penting saya sudah rasional seperti yang disampaikan pimpinan. Saya sudah kerja maksimal," ujarnya.

Siap "disembelih"

Senada dengan Yonathan Pasodung, kegelisahan memaksimalkan anggaran juga dirasakan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Arie Budiman. Menurutnya, penyerapan anggaran cenderung rendah bukan lantaran tidak giatnya suatu dinas dalam kinerja, tapi akibat mekanisme yang ada.

"Perpres pengadaan barang dan jasa mengatur pemenang lelang adalah dengan penawaran yang rendah," ujarnya.

"Di sinilah biasanya terjadi gap antara plafon kegiatan dengan realisasi kontrak yang akhirnya mengakibatkan silpa tadi," lanjutnya.

Arie menerjemahkan ancaman gubernur sebagai suatu hal yang beda. Ia menilai, pada dasarnya Jokowi ingin agar anggaran digunakan maksimal demi kepentingan masyarakat. Artinya, tujuannya adalah bagaimana menyelesaikan kegiatan secara efektif, efisien serta tetap rasional.

Arie yakin, gubernur bijak dalam menilai mana dinas yang memiliki kinerja mampu memanfaatkan anggaran, mana yang asal mengeluarkan anggaran. "Kalau ternyata silpa di atas tiga persen ya silakan gubernur ambil keputusan. Toh, saya sudah sampaikan saya siap disembelih kan," canda Arie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Sebut Judi 'Online' Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Polda Metro Sebut Judi "Online" Kejahatan Luar Biasa, Pemberantasannya Harus Luar Biasa

Megapolitan
Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Polisi Deteksi 3 Pelaku Lain di Balik Akun Facebook Icha Shakila, Dalang Kasus Ibu Cabuli Anak

Megapolitan
Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Rombongan 3 Mobil Tak Bayar Usai Makan di Depok, Pemilik Restoran Rugi Rp 829.000

Megapolitan
Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Kapolri Rombak Perwira di Polda Metro, Salah Satunya Posisi Wakapolda

Megapolitan
Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Modus Preman Palak Bus Wisata di Gambir: Mengadang di Pintu Stasiun, Janjikan Lahan Parkir

Megapolitan
Kapolda Metro: Judi 'Online' Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Kapolda Metro: Judi "Online" Cuma Untungkan Bandar, Pemain Dibuat Rugi

Megapolitan
Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Bocah Tewas Terjatuh dari Lantai 8 Rusunawa Cakung, Polisi: Jendela untuk Bersandar Tidak Kokoh

Megapolitan
Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi 'Online'

Sejak 2023, 7 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosi Situs Judi "Online"

Megapolitan
Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Momen Haru Risma Peluk Pelajar di Tanimbar yang Bipolar dan Dibesarkan Orangtua Tunggal

Megapolitan
Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Kapolda Metro Perintahkan Kapolres-Kapolsek Razia Ponsel Anggota untuk Cegah Judi “Online”

Megapolitan
Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Bocah yang Jatuh dari Lantai 8 Rusunawa di Cakung Ternyata Ditinggal Orangtunya Bekerja

Megapolitan
Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Bawaslu DKI Mengaku Kekurangan Personel Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Polisi Bakal Mediasi Kasus Ojol yang Tendang Motor Warga di Depok

Megapolitan
Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Polda Metro Buka Peluang Kembali Periksa Firli Bahuri di Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Megapolitan
 Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Selebgram Bogor Ditangkap karena Promosikan Judi Online, Polisi : Baru Terima Gaji Rp 3 juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com