Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Bus Sedang Tolak Pengelolaan oleh BLU Transjakarta

Kompas.com - 10/09/2013, 19:56 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengusaha bus menolak rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengelola bus ukuran sedang di bawah Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta. Para pengusaha itu menilai kinerja BLU Transjakarta masih tidak maksimal. Hal ini terlihat dari banyaknya unit bus transjakarta yang sering mogok atau mengalami kerusakan. Belum lagi gaji karyawan yang kerap telat dibayarkan.

Salah seorang pengusaha bus sedang, Azas Tigor Nainggolan, mengatakan, belum mengetahui mekanisme peralihan pengelolaan bus sedang ke tangan Pemprov DKI. Azas menambahkan, akan terasa sia-sia jika pengelolaan bus sedang dialihkan ke BLU.

"Harus ada konsep yang jelas terkait tugas pokok setiap badan yang mengelola. Saat ini, terdapat lebih dari seribu orang berprofesi sebagai pengemudi bus sedang. Jika harus dihilangkan begitu saja, tentu akan membuat gejolak," ujarnya saat dihubungi, Selasa (10/9/2013).

Azas berharap ada kejelasan terkait sarana dan prasarana bus sedang, termasuk stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Menurut dia, saat ini, ketersediaan SPBG di Jakarta masih sangat sedikit, yakni di Pancoran, Rawamangun, Cengkareng, Pinang Ranti, dan Pedongkelan. "Yang pasti harus ada kejelasan terkait proses revitalisasi bus sedang," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas menilai pengelolaan bus sedang oleh BLU akan menambah beban pekerjaan BLU. Menurut dia, saat ini BLU sudah direpotkan dengan mengurusi beberapa operator bus.

"Akan lebih baik jika penerapan konsep, yakni bus transjakarta khusus melayani jalan besar atau trunk lines, sementara bus sedang hanya sebagai pengumpan. Jika demikian, maka harus ada pihak yang bisa mengelola selain BLU," ujarnya.

Pemprov DKI Jakarta akan menyiapkan BLU Transjakarta untuk mengelola bus sedang yang didatangkan pada akhir tahun ini. Bus yang datang tersebut akan menggantikan metromini dan kopaja yang dinilai sudah tidak layak. Revitalisasi ini dilakukan karena kualitas angkutan bus sedang sangat buruk. Selain sering terlibat kecelakaan lalu lintas, bus sedang juga tidak memeberikan rasa aman dan nyaman.

Para pengusaha bus sedang yang ada saat ini akan dijadikan pemilik saham bus sedang. Cara pengelolaannya, nilai seluruh aset usaha bus sedang akan dihitung dan diganti dengan bus sedang baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com