Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sebulan, 4 Kasus Penyiraman Air Keras Terjadi di Jakarta

Kompas.com - 14/10/2013, 15:09 WIB
Zico Nurrashid Priharseno

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus penyiraman air keras mendadak "tenar" di Jakarta. Dalam sebulan, tercatat empat kasus yang semua pelakunya menggunakan air keras untuk melukai korban.

Kasus pertama penyiraman air keras pernah menimpa Brigadir Sugito Aritonang. Anggota Polsek Johar Baru itu mengalami luka di bagian punggung akibat siraman air keras saat tawuran antarwarga di Johar Baru, Minggu (15/9/2013) sekitar pukul 22.00. Waktu itu warga Gang Intan dan Topaz RW 1 dan RW 2, Johar Baru, saling serang di Jalan Intan, Kelurahan Galur, Kecamatan Johar Baru.

Sugito hendak memisahkan kedua kelompok warga yang bertikai itu. Namun, secara tiba-tiba korban mendapat lemparan air keras dari arah belakang. Pakaian seragam kepolisian yang dikenakannya pun robek terkena cairan berbahaya tersebut. Punggung Sugito melepuh. Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pada Kamis (3/10/2013), AL seorang mahasiswi di universitas swasta di Jakarta Barat disiram air keras oleh teman prianya. Akibat kejadian ini, AL dilarikan ke Rumah Sakit Royal Taruma Jakarta Barat karena mengalami luka di wajah dan tubuhnya.

AL disiram air keras oleh RH di tempat indekos AL di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat. RH datang dan langsung menyiram korban dengan air keras. Penyiraman ini dilatarbelakangi masalah pribadi. Sampai saat ini, polisi belum berhasil menangkap pelaku karena pelaku jarang pulang ke rumahnya di kawasan Pademangan, Jakarta Utara.

Sehari kemudian, Jumat (4/10/2013), seorang pelajar sekolah menengah kejuruan di Jakarta Pusat menyiramkan air keras ke arah penumpang bus PPD 213 yang sedang berhenti di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur. Pelaku berinisial RN atau Tompel (18) ditangkap di kawasan Babelan, Bekasi, pada Minggu (6/10/2013) pukul 02.00, ketika ia tengah menghabiskan akhir pekan bersama temannya. Kepada penyidik, Tompel mengaku melakukan hal tersebut karena dendam. Akibat kejadian ini, 13 penumpang mengalami luka tersiram air keras, empat diantaranya pelajar.

Kasus berikutnya juga dilakukan oleh pelajar terhadap pelajar lain. Kali ini empat orang pelajar SMK Muhammadiyah I, Kemayoran, Jakarta Pusat, mengalami luka karena disiram air keras oleh pelajar lain saat hendak menuju sekolahnya di Jalan Garuda, Kemayoran.

Kejadian tersebut terjadi pada Jumat (11/10/2013) sekitar pukul 13.30. Saat itu, keempat pelajar SMK Muhammadiyah I sedang berboncengan menggunakan dua sepeda motor. Tiba-tiba, dari sebuah gang, muncul segerombolan pelajar sekolah lain dan langsung menyiram korban dengan air keras dari dalam botol. Tiga orang mengalami luka bakar ringan dan satu orang dilarikan ke rumah sakit karena mendapat luka pukulan di dahinya.

Perlu didata

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengimbau kepada penjual cairan berbahaya untuk mendata setiap pembelinya. Hal ini dilakukan agar peredaran cairan tersebut dapat diawasi.

"Mengimbau kepada penjual-penjual (air keras), dicatatkan pembelinya, berapa banyak dia beli dan alamatnya di mana," kata Rikwanto di Mapolda Metro Jaya, Senin (14/10/2013).

Rikwanto menambahkan, penyiraman air keras oleh pelajar merupakan fenomena baru dalam pertikaian antarpelajar. Ia mengatakan, dahulu para pelajar menggunakan ikat pinggang dalam tawuran. "Bekal" tawuran itu berganti dengan benda-benda tajam, seperti samurai. Kini, pelajar beralih menggunakan air keras.

Rikwanto berharap ada pengawasan dari sekolah, orangtua, serta warga untuk mencegah tawuran. "Karena biar bagaimanapun mereka yang tahu lebih dulu jika ada tawuran," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com