JAKARTA, KOMPAS.com - Direksi PT Jakarta Propertindo dan PT Pembangunan Jaya Ancol menyambut baik audit anggaran oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Perwakilan Provinsi DKI Jakarta.
Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Budi Karya Sumadi mengatakan, audit itu merupakan hal positif bagi perusahaannya. Ia menyebutkan, pada dasarnya sebuah perusahaan membutuhkan validasi atas kinerja perusahaan tersebut. Audit anggaran itu akan diperlukan untuk memperbaiki kinerja PT Jakpro yang rencananya akan go public pada 2015.
Menurut Budi, selain melakukan audit anggaran, BPK juga akan melakukan audit manajemen atas sistem dan cara kerja. Terhadap potensi penyalahgunaan anggaran PT Jakpro, Budi yakin tidak ada tindak penyalahgunaan anggaran. "Insya Allah tidak ada. Kalau ada kesalahan, itu tidak disengaja," kata Budi saat dihubungi di Jakarta, Selasa (5/11/2013).
Secara terpisah, Corporate Manager PT Pembangunan Jaya Ancol Metty Yan Harahap juga mengapresiasi audit anggaran oleh BPK. Menurut dia, selama ini Ancol selalu berkoordinasi baik dengan BPK untuk melakukan audit anggaran. "Sekarang juga sedang berlangsung auditnya. Jadi, tidak ada masalah, kita support kok," kata Metty.
Sebelumnya, Kepala BPK Perwakilan DKI Blucer W Rajagukguk mengatakan, dua badan usaha milik daerah (BUMD) DKI tersebut menghadapi ancaman bahaya terhadap kerugian negara. Selain mengaudit pengelolaan keuangan yang berpotensi menimbulkan kerugian negara, BPK juga bertugas untuk mencegah adanya indikasi tersebut.
Pencegahan itu dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan, operasional perusahaan, atau kinerja SKPD DKI dalam mengelola anggaran daerah untuk dibelanjakan.
Apabila terdapat temuan kerugian negara, maka BPK akan meminta anggaran itu untuk dikembalikan. Kalau anggaran itu tidak juga dikembalikan, maka akan disebut sebagai upaya penyalahgunaan atau penyelewengan keuangan negara.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan penyertaan modal pemerintah (PMP) untuk PT Jakpro pada APBD Perubahan 2013 sebesar Rp 750 miliar. PMP itu akan digunakan untuk membeli saham PT Pam Lyonnaise Jaya (PT Palyja) milik PT Astratel sebesar 49 persen. Selain itu, PT Jakpro juga akan mengalokasikan PMP tersebut untuk membuat water treatment plant (WTP) pengolahan sumber air baku di Ibu Kota.
Adapun PT Pembangunan Jaya Ancol merupakan BUMD DKI Jakarta yang mengelola sarana wisata dan sejumlah properti. Perusahaan itu telah go public dan kini menjadi salah satu objek wisata keluarga andalan Jakarta untuk mendatangkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.