Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Sekitar Waduk Pluit Diprediksi Capai Rp 39 Juta Per Meter

Kompas.com - 11/11/2013, 09:06 WIB

JAKARTA, KOMPAs.com — Wajah Waduk Pluit yang semakin cantik mulai terasa dampaknya. Harga tanah di sekitar waduk tersebut diprediksi bakal mahal. Harga tanah yang mahal diperkirakan yang menghadap langsung ke waduk seluas 80 hektar itu.

Marketing Properti dari Eastons Pluit, Candra (42), mengatakan, diprediksi harga tanah bisa meningkat lima sampai 10 persen karena normalisasi waduk, menjadi hampir Rp 39 juta per meter. Harga tanah saat ini berkisar Rp 32 juta sampai Rp 35 juta per meter.

Menurut Candra, kenaikan harga tanah mulai terjadi saat proses revitalisasi waduk berlangsung, apalagi jika fungsi sebagai pengendali banjir pada waduk berfungsi kembali secara maksimal.

"Taman di waduk menjadi salah satu faktor waduk ramai dikunjungi orang. Tapi, sebenarnya yang menjadi faktor kenaikan harga tanah jika waduk itu berfungsi sebagai pengendali banjir karena saat ini proses pengerukan masih dilakukan," katanya.

Kafe dipenuhi pengunjung

Seperti diungkapkan Ahmad (22), salah satu pegawai Kafe Law's Kopitiam di Jalan Pluit Utara Raya, pengunjung kafenya semakin meningkat setelah waduk dilengkapi taman interaktif, apalagi posisi kafenya tersebut berada tepat menghadap sisi utara taman waduk. Jaraknya juga dekat, hanya berkisar 50 meter.

"Sekarang setiap pagi jadi lebih banyak pengunjung. Apalagi kalau Sabtu dan Minggu, banyak yang olahraga pagi, lalu mereka istirahat makan dan minum di kafe ini," ucap Ahmad ditemui di kafe tersebut, Minggu (10/11/2013).

Alhasil, kata Ahmad, omzet di kafenya semakin meningkat. Jika sebelumnya hanya mencapai Rp 5 juta hingga Rp 7 juta, kini meningkat menjadi Rp 10 juta.

Keadaan tersebut berbanding terbalik saat Januari 2013 lalu saat kawasan tersebut tergenang luapan air waduk hingga satu meter. Kafe harus tutup selama dua minggu. "Omzetnya setelah itu paling cuma Rp 1 juta setiap hari. Dampaknya lebih dari satu bulan," kata dia. (suf)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com