Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Markas" Teroris di Pinggir Ibu Kota

Kompas.com - 02/01/2014, 08:39 WIB

Boy berharap, untuk mengantisipasi kawasan pinggiran seperti Tangerang Selatan menjadi safe house, pemerintah setempat harus melakukan pendataan pendatang baru, mereka yang bukan warga setempat, dan mewajibkan pendatang untuk lapor. Hal itu perlu sebagai upaya pencegahan karena tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum.

”Kita harus lakukan upaya pencegahan. Paling tidak kita mengetahui aktivitas mereka. Jadi, pola pengawasan yang melibatkan masyarakat sangat diperlukan bersama perangkat RT/RW, kelurahan, bekerja sama dengan babinkamtibmas dan babinsa TNI,” ujarnya.

Pengamat terorisme, Wawan Purwanto, menuturkan, dari pengalaman sebelumnya menunjukkan, kelompok-kelompok teroris menyiapkan lebih dari satu rumah persembunyian. Rumah di Kampung Sawah, Ciputat, yang digerebek polisi pada Selasa malam diduga hanya salah satu dari beberapa tempat yang disiapkan kelompok Dayat. ”Polanya selalu seperti itu. Kelompok dipecah ke beberapa tempat berbeda untuk mencegah tertangkap semua,” ujarnya.

Pertimbangan mereka, antara lain, memudahkan pemantauan dan menjaga kelompok tetap tersebar. Penyebaran itu, ujar Wawan, menjadi alasan pentingnya mengungkap rumah persembunyian lain.

Dalam operasi pengembangan, polisi juga menemukan rumah lain yang dikontrak Dayat. Rumah itu terletak di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Di rumah itu, polisi menemukan aneka komponen untuk membuat bom.

Ungkap dalang

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar yang dihubungi terpisah mengharapkan polisi tidak hanya menangkap operator lapangan. Ia juga mendesak detasemen khusus itu mengungkap siapa dalang di balik rangkaian aksi teror tersebut.

Ia merasa heran, 10 tahun ini Densus lebih banyak mengungkap para pemimpin teroris. Tiga tahun terakhir, Densus menangkapi orang-orang lapangannya. ”Siapa dalang di balik semua ini tidak pernah diungkap Densus,” ujar Haris

Haris menduga ada kepentingan politik di balik pengungkapan kasus-kasus terorisme oleh Densus. Dana memadai, apalagi ada sponsor. Ia menduga ada sesuatu yang salah. ”Dugaan saya, dengan aksi ini, polisi ingin mempertunjukkan kekuasaannya, sekaligus memberikan tekanan betapa pentingnya polisi,” ucap Haris.

Lepas dari dugaan itu, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kepedulian warga. Kedua, kesungguhan pemerintah. Sel dan jaringan teror akan sulit berkembang jika dua prasyarat tadi terpenuhi. (HEI/RAY/WER/WIN/RAZ/JOS/FER/ADH/APO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustasi Dijauhi Teman...

Ketika Siswa SMP di Jaksel Nekat Melompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Frustasi Dijauhi Teman...

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Sejumlah Angkot di Tanjung Priok Diremajakan demi Bisa Gabung Jaklingko

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 21 Mei 2024

Megapolitan
Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, 'Bekingan' Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Jukir Liar di Jakarta Sulit Diberantas, "Bekingan" Terlalu Kuat hingga Bisnis yang Sangat Cuan

Megapolitan
Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Asal-usul Pesawat Jatuh di BSD, Milik Anggota Indonesia Flying Club yang Ingin Survei Landasan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 21 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

[POPULER JABODETABEK] Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas | Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com