Boy berharap, untuk mengantisipasi kawasan pinggiran seperti Tangerang Selatan menjadi safe house, pemerintah setempat harus melakukan pendataan pendatang baru, mereka yang bukan warga setempat, dan mewajibkan pendatang untuk lapor. Hal itu perlu sebagai upaya pencegahan karena tidak bisa hanya mengandalkan penegakan hukum.
”Kita harus lakukan upaya pencegahan. Paling tidak kita mengetahui aktivitas mereka. Jadi, pola pengawasan yang melibatkan masyarakat sangat diperlukan bersama perangkat RT/RW, kelurahan, bekerja sama dengan babinkamtibmas dan babinsa TNI,” ujarnya.
Pengamat terorisme, Wawan Purwanto, menuturkan, dari pengalaman sebelumnya menunjukkan, kelompok-kelompok teroris menyiapkan lebih dari satu rumah persembunyian. Rumah di Kampung Sawah, Ciputat, yang digerebek polisi pada Selasa malam diduga hanya salah satu dari beberapa tempat yang disiapkan kelompok Dayat. ”Polanya selalu seperti itu. Kelompok dipecah ke beberapa tempat berbeda untuk mencegah tertangkap semua,” ujarnya.
Pertimbangan mereka, antara lain, memudahkan pemantauan dan menjaga kelompok tetap tersebar. Penyebaran itu, ujar Wawan, menjadi alasan pentingnya mengungkap rumah persembunyian lain.
Dalam operasi pengembangan, polisi juga menemukan rumah lain yang dikontrak Dayat. Rumah itu terletak di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Di rumah itu, polisi menemukan aneka komponen untuk membuat bom.
Ungkap dalang
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Haris Azhar yang dihubungi terpisah mengharapkan polisi tidak hanya menangkap operator lapangan. Ia juga mendesak detasemen khusus itu mengungkap siapa dalang di balik rangkaian aksi teror tersebut.
Ia merasa heran, 10 tahun ini Densus lebih banyak mengungkap para pemimpin teroris. Tiga tahun terakhir, Densus menangkapi orang-orang lapangannya. ”Siapa dalang di balik semua ini tidak pernah diungkap Densus,” ujar Haris
Haris menduga ada kepentingan politik di balik pengungkapan kasus-kasus terorisme oleh Densus. Dana memadai, apalagi ada sponsor. Ia menduga ada sesuatu yang salah. ”Dugaan saya, dengan aksi ini, polisi ingin mempertunjukkan kekuasaannya, sekaligus memberikan tekanan betapa pentingnya polisi,” ucap Haris.
Lepas dari dugaan itu, setidaknya ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kepedulian warga. Kedua, kesungguhan pemerintah. Sel dan jaringan teror akan sulit berkembang jika dua prasyarat tadi terpenuhi. (HEI/RAY/WER/WIN/RAZ/JOS/FER/ADH/APO)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.