Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Pusat Desak Jokowi Relokasi Warga Bantaran Sungai

Kompas.com - 29/01/2014, 08:18 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah pusat mendesak Gubernur Jakarta Joko Widodo segera merelokasi ribuan warga yang tinggal di bantaran sungai. Jika warga tak segera direlokasi, proyek normalisasi sungai yang telah di-groundbreaking medio Desember 2013 lalu, dipastikan tidak berjalan secara optimal.

Kepala Badan Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC), T. Iskandar mengungkapkan, di Sungai Ciliwung misalnya, lantaran warganya belum direlokasi, normalisasi baru dilaksanakan sepanjang 150 hingga 200 meter aliran yang bebas dari perumahan warga.

"Kita sudah groundbreaking (normalisasi) 23 Desember yang lalu. Tapi masih banyak warga di bantarannya. Kita minta secepatnya direlokasi," ujarnya di Balaikota, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Iskandar mengatakan, di Sungai Ciliwung sendiri ada jalur sepanjang 19 kilometer yang akan dinormalisasi, yakni dari Tol TB. Simatupang, Jakarta Timur hingga Manggarai, Jakarta Selatan.

Namun sudah lebih dari satu bulan bekerja, pihaknya baru mengerjakan wilayah sungai yang pada sisi bantarannya tak diduduki oleh warga ilegal, yakni Sungai Ciliwung ruas Casablanka, Condet dan Manggarai.

Iskandar mengungkapkan, ruas Sungai Ciliwung yang mendesak untuk cepat dinormalisasi adalah Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur yang berseberangan dengan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan. Menurutnya keberadaan warga di sisi kiri serta kanan daerah aliran sungai memperburuk kondisi sungai sendiri.

Lebar aliran sungai yang seharusnya 50 meter, dipakai warga untuk tempat tinggal hingga menyisakan 20 hingga 30 meter. Lebar 15 meter ke kiri dan ke kanan sungai yang seharusnya dibangun jalan inspeksi pun berganti permukiman semi permanen warga. Namun, Iskandar mengakui, jalan inspeksi kiri dan kanan sungai Ciliwung itu hanya menggunakan lahan sepanjang 7,5 meter saja.

"Tapi saat ini kan musim hujan. Pekerjaan normalisasi dihentikan dulu sementara atas faktor keselamatan pekerja atau alat-alat berat yang kita gunakan. Yang penting sesuai target," lanjutnya.

Jokowi Mau Cepat, Tapi...

Gubernur Jakarta, Joko Widodo mengakui dirinya tidak mungkin merelokasi seluruh warga bantaran sungai pada tahun 2014 ini. Sebab, pada saat ini hanya ada tiga rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) yang tersedia. Yakni Cipinang Besar Selatan, Komarudin dan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.

Adapun kapasitas tiga rusun itu hanya sekitar 250 hingga 300 kepala keluarga saja. Sementara, total jumlah warga yang akan direlokasi di Sungai Ciliwung, diperkirakan mencapai 7.000 KK.

Kendati demikian, Jokowi berupaya terus membangun rusunawa sebanyak-banyaknya untuk relokasi warga bantaran.

Catatan di Dinas Perumahan dan Bangunan Pemerintah Jakarta, di tahun 2014 ini akan ada pembangunan rusunawa di lima lokasi yakni 1 tower di Semper, 2 tower di Rawa Buaya, 3 tower di Jatinegara Kaum (menambahkan rusunawa yang sudah ada), 3 tower d Cipinang Besar Selatan (menambahkan rusunawa yang sudah ada) dan yang terakhir 3 tower di Jalan Aipda KS Tubun.

"Sekarang kita sudah instruksikan Wali Kota (Jakarta Timur dan Jakarta Selatan) untuk didata, mana yang masuk rusun, mana yang diganti uang. Saya sih maunya cepat, tapi gimana," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com