Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT San Abadi Bukan Pemenang Tender Bus Transjakarta

Kompas.com - 11/02/2014, 11:59 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak terungkapnya kerusakan pada komponen bus transjakarta dan bus kota terintegrasi busway (BKTB), PT San Abadi muncul di media menjelaskan mengapa hal itu terjadi.

Belakangan terungkap bahwa PT San Abadi rupanya bukan pemenang tender pengadaan bus baru. Lantas, siapa sebenarnya PT San Abadi tersebut?

Informasi yang dihimpun Kompas.com, Senin (10/2/2014) kemarin, ada 5 perusahaan yang menjadi pemenang tender pengadaan transjakarta dan BKTB. PT San Abadi bukan satu di antaranya. Berikut daftar pemenang tender pengadaan bus:

- Nomor bus TJ 01-30, PT Korindo Motor dengan pabrikan China Yutong Bus, nilai kontrak Rp 113,856 miliar.
- Nomor bus TJ 31-60, PT Ifani Dewi dengan pabrikan China Ankai, nilai kontrak Rp 110,520 miliar.
- Nomor bus TJ 61-90, PT Saptaguna Dayaprima dengan pabrikan China Ankai, nilai kontrak Rp 108,745 miliar.
- PT Putriasi Utama Sari dengan pabrikan China BCIBus, nilai kontrak Rp 40,536 miliar (masih dalam proses akan beroperasi).
- PT Mobilindo Armada Cemerlang dengan pabrikan China Zhongthong Bus, nilai kontrak Rp 110,265 miliar (masih dalam proses akan beroperasi).

Kepala Dinas Perhubungan DKI Udar Pristono membenarkan bahwa PT San Abadi bukanlah pemenang proyek pengadaan bus. Menurutnya PT San Abadi adalah vendor PT Saptaguna Dayaprima.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Azas Tigor Nainggolan mempertanyakan mekanisme tersebut. Bagaimana bisa PT Saptaguna sebagai pemenang tender tersebut malah menyerahkan pekerjaannya kepada pihak lain. Apalagi yang diserahkan tersebut adalah bus utuh, bukan komponen bus saja.

"PT San Abadi itu siapa? Kok bukan pemenang tender malah dia bertindak sebagai importir? Memang itu tidak diatur dalam undang-undang, tapi itu sudah menunjukkan bahwa ada penyelewengan proses tender," ujarnya.

Seluruh proyek yang diserahkan seutuhnya kepada pihak ketiga, lanjut Tigor, patut diduga ada penggelembungan dana. Tigor berharap Jokowi dan Basuki turun langsung mengaudit proses tender melalui tim independen, bukan melalui inspektorat Pemprov DKI Jakarta, seperti yang sekarang ini dilaksanakan.

Sebelumnya diberitakan, beroperasinya 90 dari 310 bus transjakarta dan 18 dari 346 bus kota terintegrasi busway (BKTB) baru di Jakarta ternoda. Sebanyak 5 bus transjakarta dan 10 BKTB mengalami kerusakan di sejumlah komponennya. Misalnya, banyak komponen berkarat, berjamur, dan beberapa instalasi tidak dibaut. Bahkan ada yang tidak ada fan belt mesin.

Direktur Utama PT Sun Abadi, Indra Krisna selaku pihak ATPM (agen tunggal pemegang merek) mengatakan hal itu terjadi ketika proses pengapalan. Pengiriman bus dilakukan dua kali. Pertama awal bulan November 2013 serta yang kedua pertengahan bulan November 2013. Pengiriman pertama, lanjut Indra, tidak ada masalah. Sementara itu, pengiriman kedua terkendala cuaca berkabut serta gelombang tinggi.

Alhasil bus yang sesuai jadwal dikirim 20 November dari Pelabuhan Shanghai dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok tanggal 3 Desember jadi molor hingga berangkat tanggal 29 November dan tiba 2 Januari 2014. Pada saat terapung di lautan dengan cuaca badai itulah, proses korosi komponen bus-bus terjadi.

Indra juga menegaskan bahwa segala barang kiriman yang rusak akibat proses pengapalan bukan tanggung jawabnya, melainkan pihak pelayaran. Atas komunikasinya dengan pihak pelayaran, komponen bus yang rusak tersebut bakal segera diganti baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com