Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT: Hanya Separuh Bus Baru Transjakarta yang Siap Pakai

Kompas.com - 18/02/2014, 15:31 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengawasi 180 unit dari enam paket pengadaan bus transjakarta dan bus ukuran sedang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Direktur Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi BBPT Prawoto mengatakan, hingga saat ini hanya sekitar 50 persen bus yang sempurna dan laik pakai.

"Sisanya belum boleh jalan. Meskipun hanya ada kerusakan kecil, tapi kalau membahayakan di jalan, kita belum kasih izin," kata Prawoto di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2014).

Kepala Bidang Teknologi Sarana dan Prasarana BPPT Setio Margo Utomo mengatakan, dari 180 unit bus yang diawasi BPPT, sebanyak 90 unit di antaranya telah berfungsi dengan baik. Adapun sisanya belum berfungsi baik.

Prawoto mengatakan, transjakarta dan bus sedang baru dapat beroperasi setelah melewati dua tahap, yakni uji fungsi dan uji tipe. Jika lolos, maka bus dinyatakan sempurna dan diperbolehkan beroperasi. Akan tetapi, jika ada kerusakan sedikit saja, misalnya ada sensor pintu yang tidak berfungsi dengan baik, maka BPPT tidak mengizinkan pengoperasian bus tersebut.

Pengadaan bus transjakarta dan bus sedang terdiri dari 14 paket. Enam paket di antaranya di bawah pengawasan BBPT atau sekitar 170 unit.

Menurut Prawoto, ada masa perawatan selama satu tahun atau 100 kilometer yang dibebankan kepada pihak vendor. Hingga saat ini, BPPT bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bus-bus yang baru tiba tersebut. Hasil sementara, kata dia, masih terdapat bus yang belum sempurna dan kualitas pekerjaannya kurang baik.

Dalam rangka pengadaan bus, BPPT berperan dalam perencanaan spesifikasi teknis bus tunggal, medium, dan gandeng (articulated). Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, beberapa spesifikasi bus diubah berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang dasar penentuan spesifikasi dan performa kendaraan. Spesifikasi itu meliputi beban bus yang semula 31 ton menjadi 26 ton dan tipe tabung untuk bahan bakar gas (BBG) yang semula tipe dua tabung menjadi empat tabung.

"Jadi, nantinya BBG bisa digunakan dari pagi sampai malam sehingga bus tidak perlu mengisi BBG saat melayani penumpang seperti sekarang ini," kata Prawoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com