Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Haji di APBD DKI Dicoret Kemendagri

Kompas.com - 20/02/2014, 13:27 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggaran Bantuan Haji untuk jamaah dalam APBD DKI Jakarta 2014 dicoret oleh Kementerian Dalam Negeri. Anggaran itu dianggap tumpang tindih dengan anggaran di Kementerian Agama.

Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) DKI Jakarta Endang Widjajanti mengatakan, pencoretan itu diketahui setelah Kemendagri mengembalikan APBD kepada Pemprov DKI. Selain anggaran haji, ada dua anggaran lain yang dicoret.

"Ketiganya adalah anggaran haji, pembiayaan penyertaan BUMD Sarana Jaya, dan anggaran Komisi Pemilihan Umum," kata Endang, di Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Ketiga anggaran ini mendapat beberapa catatan khusus oleh Kemendagri karena alokasinya dinilai tidak tepat. Anggaran serupa juga tidak ada di daerah lainnya.

Endang menjelaskan, dana jamaah haji sebelumnya dialokasikan untuk angkutan jamaah dan makan selama di Arab Saudi. Nantinya, dana yang dicoret tersebut akan dialokasikan untuk kegiatan lainnya.

Anggaran jamaah haji khusus untuk warga Jakarta yang dianggarkan dalam APBD DKI 2014 sebesar Rp18 miliar. Anggaran tersebut dikhususkan untuk katering jamaah haji kloter Jakarta. Jumlahnya meningkat dari anggaran tahun lalu yang mencapai Rp 15,2 miliar untuk katering saja. Sedangkan tahun lalu juga dianggarkan transportasi untuk jamaah haji Jakarta sebesar Rp 2,7 miliar.

Alokasi untuk BUMD Sarana Jaya sebesar Rp 300 miliar akan dialihkan. Sebab, untuk memberikan modal ke perusahaan daerah ini membutuhkan peraturan daerah. "Semua pergantian  yang diminta Kemendagri, tidak perlu melalui pembahasan anggaran perubahan," ujarnya.

Untuk anggaran KPU, alokasinya akan digeser ke pos Badan Kesatuan Berbangsa dan Politik (Bakesbangpol) DKI. Total anggarannya masih sama, Rp 72 triliun.

Ia memperkirakan, pada akhir Februari ini, anggaran sudah mulai efektif. Sebab, saat ini Pemprov DKI masih mengoreksi daftar perencanaan anggaran (DPA) terlebih dahulu. Setelah semua proses selesai, anggaran baru bisa efektif digunakan.

Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi mengatakan, BPKD DKI harus segera menerbitkan surat jaminan setelah pencairan APBD DKI. Surat itu berguna sebagai jaminan pengadaan lelang.

Terkait beberapa koreksi mata anggaran oleh Kemendagri, Ketua Fraksi Partai Gerindra itu memandang hal tersebut merupakan hal yang wajar. "Tidak akan menganggu roda pemerintahan," kata Sanusi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Keluarga Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Berencana Bawa Kasus Donasi Palsu ke Polisi

Megapolitan
Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal Saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com