"Kebetulan dalam hal ini, pemda (Depok) dan Wali Kota sendiri sudah memberikan garansi dan jaminan bahwa Master tidak akan digusur," tutur pembina sekolah Master Nurrohim kepada Kompas.com, Selasa (1/4/2014).
Menurut Nurrohim, sebelum ada rencana pengambilalihan lahan tersebut, perwakilan dari sekolah Master telah beberapa kali mengadakan pertemuan dengan pihak pengembang maupun pemerintah daerah setempat.
Dari pertemuan itu, Master menawarkan solusi berupa tukar guling. Pengembang memberikan lahan baru dulu kepada Master, baru Master mau melepas 2.000 meter persegi lahan miliknya.
Rencananya, lahan tersebut akan dibangun kawasan apartemen, bangunan hotel, serta pusat grosir oleh pihak pengembang. Di samping itu, Pemda Kota Depok juga sedang merencanakan untuk membangun sarana transportasi umum terpadu yang menghubungkan stasiun kereta api Depok Baru dengan terminal Depok yang letaknya berdekatan dengan lokasi sekolah Master.
Kendati demikian, menurut penggagas sekolah yang menjangkau kaum marjinal di kota Depok itu, hingga sekarang belum dicapai kesepakatan antara pihak sekolah Master dengan pihak pengembang.
"Jangan sampai mereka membangun mengatasnamakan kepentingan umum, sedangkan di sini juga kepentingan umum. Jadi kaum marjinal bisa makin terpinggirkan," tukas Nurrohim.
Sekolah Master dirintis sejak tahun 2000. Awalnya, sekolah ini berlokasi di emperan masjid. Sedangkan murid-muridnya berasal dari anak-anak jalanan di terminal.
"Kenapa dibilang sekolah Master karena lahirnya dari emperan masjid dan terminal hingga berkembang sampai saat ini," ujar Nurrohim.
Sekarang, sekolah Master memiliki 2.700 murid yang terdiri dari tingkat TK, SD, SMP, sampai SMA. Sekolah ini memberikan pendidikan dalam bentuk akademis, keagamaan (tahfidz), dan pelatihan kewirausahaan. Setiap tahunnya, sekolah ini meluluskan 500 siswa, beberapa di antaranya melanjutkan kuliah ke luar negeri dengan mendapatkan beasiswa.
Pantauan Kompas.com, sekolah Master memiliki lapangan basket sekaligus sebagai lapangan upacara. Kelas dan ruangan lainnya seperti lab dibangun dari kontainer yang dimodifikasi sedemikian rupa, dengan pintu, jendela, dan lukisan berwarna cerah hasil kreasi siswa sekolah Master.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.