Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Cabe-cabean", Miniatur Eksploitasi Manusia

Kompas.com - 02/04/2014, 08:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com
 — Fenomena "cabe-cabean" di kalangan remaja di kawasan sekitar Jakarta berdampak buruk bagi mereka karena memberikan pendidikan seksual yang tidak semestinya.

"Saya terperangah oleh ulah para remaja Ibu Kota zaman sekarang. Fenomena 'cabe-cabean' itu sebenarnya miniatur eksploitasi manusia atas manusia lain yang umumnya masih ABG (anak baru gede)," ujar pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, kepada Warta Kota, Senin (1/4/2014).

Menurut Reza yang juga dosen Ubinus Jakarta ini, fenomena "cabe-cabean" bukan jadi motif yang sesungguhnya, melainkan lebih sebagai manifestasi need for power.

Pebalap sepeda motor liar ini memakai modus berupa grooming behaviour. Itu merupakan salah satu cara untuk memikat anak perempuan yang masih remaja tersebut.

"Nekat di arena balap liar membuat tampilan motor menjadi keren itu adalah salah satu bentuk grooming behaviour maupun sikap-sikap tak asli lainnya di kalangan para remaja Ibu Kota," ucap Reza.

Perempuan ABG

Reza mengatakan, sebenarnya fenomena "cabe-cabean" ini mirip pemerkosaan. Namun, pada usia itu, para "cabe" tak akan dan belum sadar akan dampak buruk yang akan diterimanya.

"Cabe-cabean" ini cenderung mengikuti apa saja kemauan pebalap yang mereka kagumi karena grooming behaviour itu. Dari sini, mereka mudah digerakkan, termasuk dijual kegadisannya dan sebagainya.

Menurut Reza, ketika mereka sadar dan merasa terkelabui, itu bisa saja disebut pemerkosaan. Namun, pembuktiannya tidak mudah.

Sebenarnya, lanjut Reza, imbas dari seks bebas di usia ABG ini sangat berbahaya. Mereka sama saja meletakkan fondasi buruk dalam kehidupan seksualnya.

"Anda tahu apa yang akan terjadi selanjutnya atau di kemudian hari," ucap Reza.

Selanjutnya, anak-anak ini akan makin permisif dengan seks liar di usia dewasa. Menjadi pekerja seks komersial ataupun berganti-ganti pasangan. Sebab, fondasi seksualnya sejak usia belia sudah salah.

Ini kemudian akan berkembang ke berbagai masalah, perceraian, penyakit HIV/AIDS, dan tentu saja pelacuran semakin tidak terkontrol. Jadi, membiarkan "cabe-cabean" terus berkembang sama saja dengan pemeliharaan kerajaan pelacuran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com