Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Kredit, Nasabah Bank Dipukul "Debt Collector"

Kompas.com - 07/04/2014, 23:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Agustinus Reinhard (34), seorang nasabah sebuah di bank di Jalan Lada, Pinangsia, Jakarta Barat, babak belur dihajar debt collector. Kejadian itu terjadi ketika Agus mengonfirmasi soal kredit yang dipinjamnya.

Kepada Kompas.com, Agus menuturkan, kejadian terjadi pada Kamis (3/4/2014) sore. Ketika itu, dia mendatangi bank terkait masalah kredit yang menurutnya sudah dinyatakan lunas sejak 2013 lalu. Agus heran karena ia masih mendapat tagihan dari bank tersebut.

"Saya ditelepon dengan orang yang sama dari bank itu namanya Ri. Dia bilangnya saya masih ada utang Rp 5 juta. Makanya, saya datang konfirmasi surat pelunasan karena saya sudah membayar 1 tahun lalu," kata Agus, Senin (7/4/2014).

Agus menceritakan, kedatangannya tersebut merupakan kali ketiga. Pada Maret silam, dia sudah mendatangi pihak bank untuk memberi tahu bahwa ia telah melunasi utangnya. Namun, pegawai bank berinisial Ri tersebut menyatakan sebaliknya.

"Dia bilang ini tidak lunas. Kalau mau dilunasi, saya kasih diskon, tetapi tetap bayar Rp 1,9 juta. Saya tidak mau karena tahun lalu dibilang Rp 8 juta itu sudah lunas," ujar Agus.

Oleh karena itu, saat kedatangan ketiga kalinya itu, Agus tidak bertemu dengan Ri, tetapi langsung bertemu dengan pimpinan bank nasional tersebut. "Saya bahas dan keluarkan bukti kuitansi dan sebagainya. Lalu, ada bahasa mau diusut," ujar Agus.

Setelah itu, Agus kemudian berniat pulang dari bank. Namun, dia lalu bertemu dengan Ri, yang ternyata sudah bersama dengan Po, orang yang diduganya sebagai debt collector di halaman parkir.

"Rupanya saya dipanggil namanya Po, mungkin dia owner dari suatu agensi debt collector yang kerja sama dengan bank itu. Di belakang sudah ada Ri. Sampai papasan tiba, saya langsung dihantam," ujar Agus.

Agus yang mendapat pukulan pada bagian rahang langsung tumbang. Tidak hanya itu, ia diseret kembali ke lantai tiga. Kejadian itu bahkan menjadi tontonan satpam bank dan sejumlah pegawai, tetapi tak satu pun membantunya.

"Kalau minta CCTV bank mungkin ada (video pemukulan)," ujarnya.

Di sana, Agus kemudian merasa disekap. Baru setelah seorang satpam menunjukan jalan keluar, Agus menyelamatkan diri. Agus tidak mengetahui apakah debt collector tersebut memukul atas perintah pihak bank. Namun, yang jelas, Ri, pegawai bank tersebut, menontonnya dipukuli.

Atas kasus tersebut, kakak Agus sudah melaporkannya ke Mapolres Metro Jakarta Barat. Petugas piket Mapolres Metro Jakarta Barat sudah memintai keterangannya.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti kasus tersebut. "Nanti tentunya diproses oleh Polres Jakarta Barat," ujar Rikwanto, saat dikonfirmasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com