"Saya ketemu mereka berusaha tidak emosi. Ada di ruang tunggu itu, komplet," kata TH kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
TH mengaku ke Mapolda Metro Jaya untuk memberikan laporan rutin kepada polisi mengenai perkembangan kondisi anaknya, AK, yang menjadi korban kejahatan seksual petugas kebersihan di sekolah internasional itu.
TH menceritakan bahwa anaknya masih kerap mengigau kala dia tidur. Dia tidak mengigau jika pada siang harinya menjalani terapi.
"Tadi malam dia masih mengigau. Tapi kemarin dia setelah diterapi sempat tidak mengigau," katanya.
Menurut TH, dia menyediakan tiga terapis kejiwaan untuk AK. Mereka adalah Seto Mulyadi, terapis dari Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2), dan terapis asing dari kedutaan Belanda (ayah AK warga negara Belanda).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.