Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/05/2014, 17:14 WIB
Yohanes Debrito Neonnub

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) mengecam tindakan kejahatan seksual terhadap anak di Indonesia. Mereka juga menyayangkan tindakan tak terpuji tersebut dilakukan di dalam lingkungan sekolah.

"Kami mengecam tindakan kekerasan terhadap anak-anak yang dilakukan di lingkungan sekolah. Kami juga mendesak pihak kepolisian mengusut tuntas aktor intelektual dibalik kejahatan seksual di JIS," kata Ketua Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) Armai Arief di Gedung Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta, Senin (5/5/2014).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kegiatan "Aksi Bersama Perlindungan Anak dari Kekerasan dan Eksploitasi Seksual" yang diadakan di Gedung KPAI.

Selain mengecam, ADI juga menuntut pihak kepolisian mengusut sindikat pelaku kejahatan dalam lembaga pendidikan. "Anak-anak adalah generasi muda penerus bangsa. Sudah menjadi tugas kita untuk menjaga dan melindungi mereka dari berbagai kejahatan, termasuk kejahatan seksual," lanjut dia.

"Ini adalah bencana moral bagi bangsa Indonesia. Kita harus bangkit melawan ini semua. Kita belum terlambat untuk menjauhkan anak-anak kita dari kejahatan seksual," pungkasnya.

Kegiatah ini juga dihadiri berbagai elemen masyarakat yang meliputi Aliansi Cinta Keluarga (Aila), Perhimpunan Advokasi Anak (Peran), komunitas kaum muslimah di Jakarta dan Komunitas Parenting Cibubur.

Seperti diberitakan, sejumlah kasus kejahatan seksual terungkap dalam sebulan terakhir. Pada awal April lalu, seorang siswa TK Jakarta International School (JIS) menjadi korban kejahatan sosial yang dilakukan petugas kebersihan sekolah tersebut.

Kasus terbaru yang mengejutkan adalah terungkapnya perbuatan Andri Sobari alias Emon yang melakukan kejahatan seksual terhadap puluhan anak di Sukabumi, Jawa Barat. Polisi telah menerima laporan dari sekurangnya 73 anak yang menjadi korban Emon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Polisi Temukan Markas Gangster yang Bacok Remaja di Depok

Megapolitan
Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Polisi Periksa General Affair Indonesia Flying Club Terkait Pesawat Jatuh di Tangsel

Megapolitan
Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Progres Revitalisasi Pasar Jambu Dua Mencapai 90 Persen, Bisa Difungsikan 2 Bulan Lagi

Megapolitan
Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Pemerkosa Remaja di Tangsel Mundur dari Staf Kelurahan, Camat: Dia Kena Sanksi Sosial

Megapolitan
Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Tersangka Pembacokan di Cimanggis Depok Pernah Ditahan atas Kepemilikan Sajam

Megapolitan
Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Kasus DBD 2024 di Tangsel Mencapai 461, Dinkes Pastikan Tak Ada Kematian

Megapolitan
Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di 'Busway', Polisi Masih Selidiki

Selebgram Zoe Levana Terobos dan Terjebak di "Busway", Polisi Masih Selidiki

Megapolitan
Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Terobos Busway lalu Terjebak, Selebgram Zoe Levana Bakal Diperiksa

Megapolitan
Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Sulitnya Ungkap Identitas Penusuk Noven di Bogor, Polisi: Pelaku di Bawah Umur, Belum Rekam E-KTP

Megapolitan
Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Sendi Sespri Iriana Diminta Jokowi Tingkatkan Popularitas dan Elektabilitas untuk Maju Pilkada Bogor

Megapolitan
Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Terlibat Jaringan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass, 6 WNI Ditangkap

Megapolitan
Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Bikin Surat Perjanjian dengan Jakpro, Warga Sepakat Tinggalkan Rusun Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Siswi SLB Diduga Dicabuli di Sekolah hingga Hamil, Orangtua Cari Keadilan

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 22 Mei 2024

Megapolitan
Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Warga Lihat Ibunda Furqon Ketua Tani Kampung Susun Bayam Hendak Dibawa Paksa Saat Penggerudukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com