Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KJP Bermasalah, Bank Dunia Turun Tangan

Kompas.com - 06/05/2014, 18:15 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, Bank Dunia berencana turun tangan membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melakukan kajian analisis terhadap program Kartu Jakarta Pintar (KJP).

Hal itu dilakukan terkait masih banyaknya dana KJP yang belum tepat sasaran. Menurut Basuki, Bank Dunia bersedia menggelontorkan dana sebesar 2-3 juta dollar Amerika Serikat untuk pelaksanaan kajian analisis KJP tersebut.

Selain itu, kata dia, Bank Dunia juga menawarkan bantuan untuk menentukan besaran bantuan yang akan diberikan kepada siswa rawan putus sekolah atau siswa miskin. "Bank Dunia mungkin bisa keluarkan dana 2-3 juta dolar Amerika untuk bantu kita analisa KJP, karena kan kita tahu nih KJP bermasalah," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Selasa (6/5/2014).

Basuki menilai, kajian dan analisa yang benar diperlukan untuk mengetahui besaran dana bantuan KJP yang tepat. Selama ini, kata dia, kebutuhan pendidikan bagi siswa rawan putus sekolah atau miskin diperkirakan mencapai Rp 800 ribu per bulan. Sedangkan dana yang diberikan melalui KJP hanya sebesar Rp 280 ribu per bulan.

"Karena itu wajar masih banyak siswa dari keluarga miskin yang tetap saja tidak bisa melanjutkan pendidikannya meski sudah dibantu oleh KJP. Perlu ada kajian, dan Bank Dunia mau bantu kita untuk melakukan kajian itu," tukasnya.

Beberapa waktu lalu, Indonesian Corruption Watch (ICW) menilai pelaksanaan program KJP masih jauh dari harapan. Hal itu disebabkan banyaknya KJP yang salah sasaran. Menurut Koordinator Monitoring Pelayanan Publik ICW Fedri Hendri, penyaluran KJP yang berbentuk uang tunai sering disalahgunakan oleh orang tua siswa untuk membeli kebutuhan yang lain, selain peralatan sekolah.

"Ada orang tua yang manipulasi kuitansi. Jadi dia minta kuitansi di toko tertentu padahal sebenanrnya dia tidak pernah membeli barang di toko itu. Ini masalah aturan main. Duit KJP ini dipakai buat apa aja," kata Hendri di Balaikota Jakarta, Kamis (10/4/2014).

"Jadi dibuat aturan duit KJP boleh dipakai buat seragam, atau sepatu, jadi ada aturan mainnya. Jangan dipakai untuk beli pulsa, beli rokok, beras," katanya lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Dharma Pongrekun-Kun Wardana Belum Penuhi Syarat Dukungan Ikut Pilkada Jakarta

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Polisi Selidiki Kasus Ibu Diduga Cabuli Anak Laki-laki di Tangerang

Megapolitan
Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com