Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Palang Pelintasan Wewenang Pemerintah Daerah

Kompas.com - 04/06/2014, 12:48 WIB
Adysta Pravitra Restu

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
-- Kepala Humas PT KAI Daerah Operasional (Daop) 1 Agus Komarudin mengatakan, berdasarkan UU No 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, palang pelintasan bukan merupakan tanggung jawab PT KAI.

Pemerintah daerah setempat yang seharusnya mengusulkan kepada dinas-dinas terkait tentang pengadaan pelintasan kereta yang terkadang dianggap liar.

"Menurut amanah UU tersebut, pelintasan dibuat tidak sebidang dengan jalan raya. Kalau sudah ramai, tentunya itu sudah menjadi kepentingan publik. Dalam hal ini harus ada izin dari pemerintah setempat," kata Agus Komarudin kepada Kompas.com, Rabu (4/6/2014).

Agus melanjutkan, izin dari pemerintah daerah ini akan dilanjutkan Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan Dinas Perhubungan. Apabila izin turun, tambah Agus, tanggung jawab  pelintasan berada di tangan pemerintah daerah atau pihak ketiga.

Agus mengatakan, pihak ketiga itu juga harus mendapatkan izin dari Ditjen Perkeretaapian. Contoh pihak ketiga adalah sebuah pabrik yang berlokasi di dekat rel kereta api. Pabrik tersebut meminta izin pengadaan melewati rel. Dengan begitu, pihak ketiga harus memiliki izin dan tanggung jawab atas pelintasan dan palang yang ada di lokasi.

Agus menegaskan, kecelakaan terkait pelintasan atau palang yang rusak juga bukan wewenang PT KAI. Agus pun mengaitkan beberapa kejadian kecelakaan yang melibatkan kereta disebabkan kurang disiplinnya pengguna jalan dalam berlalu lintas, seperti yang baru terjadi di pelintasan LAN kemarin dan bus metromini di Pasar Minggu.

Agus mengatakan, intinya dia menginginkan pintu pelintasan tersebut ditutup. Selain itu, kalaupun pintu pelintasan tersebut tetap ada, maka pemda terkait sudah diharuskan membangun jalan flyover ataupun underpass.

"Kalau bisa pihak pemda berusaha atau mengupayakan membangun jalan flyover atau underpass. Pintu pelintasan yang ada di lokasi kejadian ditutup saja," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' Hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" Hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Seleksi Mahasiswa Baru STIP Ditunda, Calon Taruna: Jangan Sampai Pak Menteri Hancurkan Mimpi Kami

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Orangtua Calon Taruna Minta Kemenhub Tinjau Ulang Moratorium Seleksi Mahasiswa Baru

Megapolitan
436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

436 Mahasiswa Baru Terancam Gagal Masuk STIP Imbas Kasus Penganiayaan Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com