Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Faradiba, Anak Meninggal dan KJS yang ditolak Rumah Sakit

Kompas.com - 14/06/2014, 20:28 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Malang nian nasib pasangan Ali Mugiyanto (30) dan Faradiba (26). Tak hanya harus kehilangan anak bungsu mereka, Ahmad Alfadar (2 bulan) yang meninggal akibat terserang penyakit hepatitis A, namun sampai saat ini keduanya tidak mampu melunasi tagihan perawatan Ahmad sebesar Rp 976.000, akibat Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang mereka miliki ditolak oleh rumah sakit.

Menurut Faradiba, RSUD Koja menolak pelunasan biaya perawatan dengan KJP karena mereka menilai, Ahmad seharusnya sudah memiliki KJP sendiri. Padahal sebelumnya, pihak Puskesmas Koja memperbolehkan Faradiba menggunakan KJP untuk perawatan anak bungsunya itu.

"Sebelum ke rumah sakit, saya sempat bawa anak saya ke puskesmas. Di sana mereka nanya 'KJS-nya sudah ada, bu?', terus saya bilang belum. Mereka bilang 'Ya sudah pakai punya ibunya saja'. Tapi begitu di rumah sakit, mereka bilang KJP saya tidak bisa dipakai. Padahal kan anak saya belum terdaftar di KK dan belum ada aktanya," katanya kepada Kompas.com, Sabtu (14/6/2014).

Faradiba berstatus ibu rumah tangga, sedangkan suaminya merupakan petugas harian lepas (PHL) di Dinas Kebersihan DKI. Ahmad merupakan anak ketiga dari pasangan yang tinggal di Kampung Beting Remaja, Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara.

Anak yang sulung berumur 8 tahun, sedangkan yang kedua 4 tahun. Menurut Faradiba, Ahmad lahir pada 13 April 2014. Sejak melahirkan, ia mengaku belum pernah melihat sesuatu yang aneh pada anaknya itu.

Sampai akhirnya pada Selasa (10/6/2014) pagi, Ahmad terlihat kurang sehat dan badannya lemas. Faradiba pun segera membawanya ke pusmesmas terdekat. Pihak puskesmas lalu memberikannya obat. Saat itu, kata dia, Puskesmas belum mendiagnosa sakit yang dialami Ahmad adalah hepatitis A.

"Puskesmas tidak ada bilang itu sakit kuning. Mereka cuma bilang kekurangan cairan. Terus mereka ngasi obat. Kata mereka kalau masih tidak ada perubahan, langsung dibawa ke rumah sakit aja," jelas Faradiba.

Menjelang malam, ternyata kondisi Ahmad tak kunjung membaik. Mengikuti saran pihak puskesmas, Faradiba pun segera membawa anaknya itu ke rumah sakit, tepatnya ke RSUD Koja. Di situlah, baru diketahui ternyata Ahmad mengalami hepatitis A.

Meski menolak KJP yang dimiliki oleh Faradiba dan Ali, pihak RSUD Koja tetap menerima Ahmad, dan memasukannya ke ruang perawatan. Namun takdir berkata lain, Ahmad meninggal pada keesokan harinya, Rabu (11/6/2014) sekitar pukul 05.00 WIB.

Jenazah Ahmad langsung dibawa pulang dan segera dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) yang berada tak jauh dari kediaman kedua orang tuanya. Namun biaya perawatannya sebesar Rp 976.000 belum dapat dilunasi oleh kedua orang tuanya.

"Karena belum dapat melunasi, sampai sekarang KTP saya masih ditahan pihak runah sakit," tutup Faradiba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com