Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif Kompas: Ahok Paparkan Pencapaian Penting DKI Selama 20 Bulan

Kompas.com - 23/06/2014, 17:26 WIB

Jika ada yang tidak puas dengan sistem ini, kami akan pindahkan PNS ke tempat lain, di Pulau Seribu. Kalau tidak hadir tiga kali, ya, mundur karena melanggar disiplin.

Apakah ini juga berlaku untuk seleksi sekretaris daerah?

Iya, sekda diambil dari wali kota terbaik. Sementara wali kota diambil dari wakil wali kota, sekretaris kota, asisten yang bekerja baik. Sementara asisten, wakil wali kota, atau kepala dinas merupakan posisi hadiah bagi camat terbaik di Jakarta.

Apakah ada resistensi dari internal birokrat?

Barangkali ada, tetapi belum ada yang berani terang-terangan melawan.

Apakah yakin Jakarta bisa lebih maju ke depan?

Saya yakin dapat membangun Jakarta dengan memanfaatkan ruang bawah tanah, ruang udara, dan pantai. Semua potensi ini memiliki nilai komersial. Kami sedang siapkan peraturan daerah pemanfaatan ruang-ruang tersebut. Tujuannya agar tidak ada dampak lingkungan ketika kawasan itu dimanfaatkan menjadi kawasan komersial.

Bayangkan, baru pada periode kami Jakarta memiliki rencana detail tata ruang (RDTR). Dari dahulu belum ada ketentuan detailnya.

Dalam hal transparansi informasi, kami membuka seluruh informasi ke publik, mulai dari anggaran pendapatan dan belanja daerah, dokumen RDTR, hingga kegiatan yang ada di balai kota. Dahulu, rapat pimpinan tidak bisa diakses publik, sekarang kami buka luas.

Informasi soal tata ruang, misalnya, kami sedang menyiapkan aplikasi yang memudahkan warga mengunduh informasi di mana pun dan kapan pun. Jika ada warga ingin tahu KLB (koefisien luas bangunan) di satu tempat, tinggal mengakses lewat ponsel.

Tantangan membenahi Jakarta setelah 20 bulan memimpin Jakarta?

Kinerja birokrat yang sebagian masih bekerja dengan pola lama. Setiap rapat pimpinan, saya sampaikan pekerjaan rumah masing-masing. Sejak menjabat sebagai pelaksana tugas gubernur, awal Juni lalu, saya semakin semangat kerja. Sebab, saya bisa langsung memerintah dan menjadikan perintah itu pekerjaan rumah mereka (pejabat). Setiap rapat kami unggah lewat YouTube, jadi publik dapat memantau juga.

Menurut Bapak, bagaimana layanan publik yang sedang berjalan sejauh ini di Jakarta?

Di lapangan belum seperti yang diharapkan. Memang perlu perbaikan, terutama dari sistem kerja. Sistem kerja yang kami inginkan seperti layanan di bank, dengan petugas yang tidak terlalu banyak, tetapi dapat melayani orang dengan maksimal. Yang penting warga dapat dilayani.

Beberapa program DKI melibatkan swasta, mengapa demikian?

Birokrat dan sistem kerja birokrat belum bisa cepat. Banyak dana APBD DKI yang tidak terpakai dan kami alihkan ke alokasi lain. Kami menerima banyak sumbangan dari swasta dalam hal penanganan banjir, penyediaan transportasi, begitu pun dengan pemanfaatan kawasan utara Jakarta. Selain itu, kami memanfaatkan peran BUMD untuk membantu program pemerintah. Jika ada sisa lebih penggunaan anggaran (silpa), kami alihkan ke program lain. Serapan anggaran tetap tinggi. (AST/MKN/FRO/NEL/ART/PIN/NDY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Serpong Terlempar 3 Meter

Megapolitan
Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Jenazah Salim Said Dimakamkan di TPU Tanah Kusir

Megapolitan
'Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak...'

"Ada Mayday, Mayday, Habis Itu Hilang Kontak..."

Megapolitan
Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Awak Pesawat yang Jatuh di BSD Sulit Dievakuasi, Basarnas: Butuh Hati-hati

Megapolitan
Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Ini Identitas Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD Tangerang

Megapolitan
Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Latih di BSD Dievakuasi ke RS Polri

Megapolitan
Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Kondisi Terkini Lokasi Pesawat Jatuh di Serpong, Polisi-TNI Awasi Warga yang Ingin Saksikan Evakuasi Korban

Megapolitan
Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Saksi: Pesawat Tecnam P2006T Berputar-putar dan Mengeluarkan Asap Sebelum Jatuh

Megapolitan
Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Dua Korban Pesawat Jatuh di BSD Telah Teridentifikasi

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Menyisakan Buntut, Bagian Depan Hancur

Megapolitan
Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Ratusan Warga Nonton Proses Evakuasi Pesawat Jatuh di BSD Serpong

Megapolitan
Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Pesawat yang Jatuh di BSD Sempat Tabrak Pohon sebelum Hantam Tanah

Megapolitan
Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Saksi: Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong Bersamaan dengan Hujan Deras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com