Mereka dicopot setelah dua siswanya tewas saat mengikuti kegiatan pencinta alam di Tangkuban Parahu, Jawa Barat. Dua siswa itu menghebuskan nafas diduga karena penganiayaan oleh para seniornya yang duduk di kelas XI.
"Besok, mereka (kepsek dan wakepsek) akan diberikan surat pemberhentian dari jabatannya," kata Lasro, saat dihubungi di Jakarta, Kamis (10/7/2014). Lasro belum memutuskan akan dimutasi ke mana kepsek dan wakepsek itu. Bisa saja menjadi guru lagi ataupun menjadi staf Dinas Pendidikan DKI Jakarta.
Menurut Lasro, keduanya terbukti lalai dalam mengontrol muridnya melakukan kekerasan yang mengakibatkan nyawa siswa lainnya menghilang. Sementara dua guru pembimbing kegiatan ekstrakurikuler pencinta alam di SMA Negeri 3 telah resmi dibebastugaskan pada Selasa (24/6/2014) lalu.
Kata Lasro, jajarannya secara lisan juga telah menyampaikan untuk memberhentikan sementara kegiatan pencinta alam di seluruh sekolah di Jakarta. "Kalau kegiatan pencinta alam di SMA 3 dan SMA 8 sudah dibekukan. Senin (14/7/2014), kami akan berhentikan sementara kegiatan pencinta alam di Jakarta, secara tertulis," kata mantan Kepala Biro Ortala DKI itu.
Arfiand Caesar Al-Irhami (16), siswa kelas X meninggal dunia pada Jumat (20/6/2014) di Rumah Sakit MMC, Jakarta Selatan. Dia diketahui telah mengikuti pelatihan selama satu pekan di Tangkuban Parahu, Jawa Barat, untuk ekstrakurikuler pencinta alam.
Ditemukan banyak luka lebam dalam tubuh Arfiand. Lima senior Arfiand yang menganiaya telah ditetapkan sebagai tersangka dan dijebloskan ke Rutan Salemba dan Pondok Bambu. Selang beberapa waktu kemudian, Padian Prawiro Dirya (16) yang juga mengikuti kegiatan itu, meninggal dunia, karena digigit ular.
Baca juga: KPAI Panggil Pembina dan Pendamping Pencinta Alam SMA 3 Jakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.