Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Cukup Hanya Ada Angkutan, tetapi Harus Juga Aman

Kompas.com - 14/07/2014, 20:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta seakan menjadi kota yang tidak pernah tidur. Aktivitas warga tidak henti selama 24 jam. Selama itu pula, ada kebutuhan mobilitas.

Lihat saja pertokoan yang makin banyak tutup pada pukul 22.00. Atau pusat perbelanjaan yang sering mengadakan acara belanja malam hingga lewat tengah malam.

Juga sejumlah restoran dan minimarket yang beroperasi 24 jam penuh. Di tengah malam atau dini hari, masih ada saja konsumen yang datang ke restoran dan minimarket itu.

Belum lagi sejumlah perkantoran yang menuntut kerja karyawannya hingga larut malam.

Semua aktivitas ini memunculkan kebutuhan akan ketersediaan transportasi massal yang nyaman dan aman. Meskipun jumlah penumpang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah penumpang pada pagi hingga sore, tetapi kebutuhan ini tidak bisa diabaikan.

Operator angkutan umum merespons kebutuhan ini dengan penyediaan jadwal hingga malam.

Bus transjakarta merintis operasional 24 jam mulai 1 Juni lalu. Layanan yang disebut angkutan malam hari (amari) ini baru diterapkan di tiga koridor yang dianggap memiliki potensi penumpang pada malam hari. Ketiga koridor itu adalah Koridor I (Blok M-Kota), Koridor III (Kalideres-Harmoni), serta Koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit).

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta M Akbar, Minggu (13/7), mengatakan, ada 3.000-4.000 penumpang amari.

”Jumlah ini termasuk banyak karena yang dilayani sekarang baru tiga koridor. Menurut rencana, amari akan diterapkan di semua koridor,” kata Akbar.

Bus yang beroperasi malam hari juga tidak sebanyak pada pagi hingga sore hari. Karena itu, waktu tunggu bus berkisar 15-30 menit.

Keterbatasan jumlah bus dan petugas baik awak bus ataupun petugas di loket, menjadi kendala yang membuat amari belum bisa diterapkan di seluruh koridor.

Ketersediaan amari ini diharapkan bisa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Warga yang harus beraktivitas pada malam hari tidak harus membawa kendaraan mereka ke tempat kegiatan sebab perjalanan mereka bisa diakomodasi layanan transportasi massal.

”Masyarakat bisa mendapatkan kepastian akan terangkut bus jika mereka memakai amari ini. Kepastian ini tak didapatkan pada bus umum lain,” ujarnya.

Keamanan

Meskipun layanan angkutan massal sudah mulai beroperasi 24 jam, tetapi Rani (35) tetap memilih taksi untuk mengantarkannya pulang kerja jika harus lembur sampai tengah malam. Karyawan swasta di daerah Blok M ini mengaku masih kesulitan mengakses transportasi massal yang jumlahnya terbatas dengan tingkat keamanan yang belum memadai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anjing yang Gigit Bocah di Kebayoran Lama Dikarantina

Anjing yang Gigit Bocah di Kebayoran Lama Dikarantina

Megapolitan
Pembunuhan Pedagang Perabot di Dreb Sawit, Dihabisi lalu Motor Dibawa Kabur Putrinya

Pembunuhan Pedagang Perabot di Dreb Sawit, Dihabisi lalu Motor Dibawa Kabur Putrinya

Megapolitan
Rumah Subsidi Pemerintah di Cikarang Dijarah, Pengamat: Bank dan Pemilik Tidak Peduli dengan Nilai Bangunan

Rumah Subsidi Pemerintah di Cikarang Dijarah, Pengamat: Bank dan Pemilik Tidak Peduli dengan Nilai Bangunan

Megapolitan
Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Motor Melintas Harus Bayar Rp 5.000, Warga Keluhkan Dugaan Pungli di Samping Kalijodo

Megapolitan
Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Virgoun: Saya Mohon Maaf Atas Tindakan Saya dalam Penyalahgunaan Narkoba...

Megapolitan
Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Pengelola Revo Mall dan Polisi Akan Investigasi Penyebab Kebakaran yang Hanguskan 4 Lantai

Megapolitan
1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

1.141 Kios dan Los Siap Tampung Pedagang di Gedung Baru Pasar Jambu Dua Bogor

Megapolitan
Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Virgoun Pakai Sabu untuk Turunkan Berat Badan

Megapolitan
Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Kasus Ojol Ribut dengan Bocah di Jalur Sepeda Berakhir Damai, Pemotor Minta Maaf

Megapolitan
Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Momen Virgoun Pakai Baju Tahanan dan Tangan Diborgol, Diekspos Saat Konpers di Kantor Polisi

Megapolitan
Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Polisi: Bentrokan di Cawang Dipicu Selisih Paham Penggunaan Gereja

Megapolitan
Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO,  Dekor Apa Adanya dan 'Catering' Tak Kunjung Datang

Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekor Apa Adanya dan "Catering" Tak Kunjung Datang

Megapolitan
PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

PPDB Jalur Zonasi di Jakarta Dibuka, Prioritaskan Siswa yang 1 RT dengan Sekolah

Megapolitan
Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Sempat Bantah Cabuli Cucunya Sendiri, Kakek di Depok Diringkus Polisi

Megapolitan
Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Aksi Nekat Jambret di Jakut, Beraksi Seorang Diri Gasak iPhone Pejalan Kaki Dekat Kantor Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com