Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Urbanisasi Tak Bisa Dicegah

Kompas.com - 01/08/2014, 03:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendatang baru dari daerah lain ke Jakarta dan sekitarnya disarankan memiliki keterampilan, keahlian, dan modal agar tidak menambah persoalan kependudukan. Pemerintahan pusat harus mengucurkan dana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja di daerah.

Demikian dikatakan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah secara terpisah, Kamis (31/7).

Bima mengatakan, kedatangan pencari kerja tidak bisa dicegah. Mereka boleh tinggal dan bekerja di Kota Bogor dengan syarat berketerampilan, berpendidikan, dan bermodal.

Kota Bogor seluas 11.850 hektar dengan penduduk 1,15 juta jiwa, kata Bima, merupakan kawasan yang kecil dan padat. Sejauh ini pertumbuhan penduduk berkisar 3-4 persen, mayoritas karena faktor urbanisasi.

Jika penduduk tidak berketerampilan akan menjadi masalah perkotaan. Kalau sekadar jadi gelandangan, pengemis, untuk apa datang. Begitu pula jika sekadar jadi pedagang asongan. ”Kami sedang tata secara ketat pedagang dan mengatasi gelandangan,” kata Bima.

Artinya, tidak ada tempat bagi pendatang yang tidak terampil, tidak terdidik, dan tidak bermodal. Jika memaksa datang, suatu saat, kata Bima, malah akan menghadapi kerasnya penindakan dari aparat.

Pembangunan merata

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengatakan, sulit menghalangi pendatang baru yang akan masuk ke wilayah pemerintahannya. Hal itu didukung oleh adanya Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan jalan tol, akses transportasi dari dan ke Kota Tangerang.

Selain pemerataan pembangunan di daerah lain, kata Arief, ke depan, pemerintahan pusat seharusnya membangun akses transportasi dan infrastruktur. Pemerataan pembangunan dan terbukanya akses transportasi akan berdampak pada terbukanya lapangan kerja baru. Dengan demikian, tidak ada kesenjangan yang terjadi antara Jakarta dan daerah lain.

”Jika ada pemerataan, akses transportasi dan infrastruktur terbangun, adanya lapangan kerja sudah pasti daerah lain bisa berkembang pesat. Ini akan memacu pertumbuhan ekonomi sehingga urbanisaisi secara besar-besaran tidak akan terjadi lagi di Jakarta, Tangerang, dan Bogor,” ujar Arief.

Menurut Arief, pendatang baru tanpa keterampilan dan pekerjaan akan menambah angka pengangguran di Kota Tangerang. Sampai dengan pertengahan tahun 2014, tercatat jumlah penganggur di Kota Tangerang mencapai 86.000 orang. Sementara jumlah penduduk Kota Tangerang mencapai 1,9 juta jiwa.

Solusi mengantisipasi membeludaknya pendatang dari daerah lain ke Jakarta dan sekitarnya, menurut Arief, menghidupkan kembali kerja sama Jabodetabekpuncur (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, dan Cianjur).

Pihaknya, tambah Bima, sudah dan sedang melakukan langkah preemtif melalui sosialisasi kepada pemerintah daerah lain dan pemerintah pusat. Ciptakan pelbagai lapangan kerja dan pembangunan di desa-desa agar kue ekonomi bisa dirasakan mereka sehingga tidak perlu mengadu nasib ke Jabodetabek.

Bima siap berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah se-Jabodetabek mengatasi masalah urbanisasi. Tanpa itu, berbagai upaya yang dilakukan akan sia-sia karena daya dukung Jabodetabek terbatas. Pemerintah pusat tidak boleh diam atau berpangku tangan melihat Jabodetabek kian padat dan semrawut akibat urbanisasi.

Bina kependudukan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Diisukan Bakal Dipindah ke Nusakambangan, Pegi Perong Tiap Malam Menangis

Megapolitan
Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Juru Parkir Liar di JIS Bikin Resah Masyarakat, Polisi Siap Menindak

Megapolitan
Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Pegi Perong Bakal Ajukan Praperadilan Atas Penetapannya sebagai Tersangka di Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Viral Tukang Ayam Goreng di Jakbar Diperas dengan Modus Tukar Uang Receh, Polisi Cek TKP

Megapolitan
Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Peremajaan IPA Buaran Berlangsung, Pelanggan Diimbau Tampung Air untuk Antisipasi

Megapolitan
Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Jaksel Peringkat Ke-2 Kota dengan SDM Paling Maju, Wali Kota: Ini Keberhasilan Warga

Megapolitan
Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Gara-gara Mayat Dalam Toren, Sutrisno Tak Bisa Tidur 2 Hari dan Kini Mengungsi di Rumah Mertua

Megapolitan
Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Imbas Penemuan Mayat Dalam Toren, Keluarga Sutrisno Langsung Ganti Pipa dan Bak Mandi

Megapolitan
3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

3 Pemuda di Jakut Curi Spion Mobil Fortuner dan Land Cruiser, Nekat Masuk Halaman Rumah Warga

Megapolitan
Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Seorang Wanita Kecopetan di Bus Transjakarta Arah Palmerah, Ponsel Senilai Rp 19 Juta Raib

Megapolitan
3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

3 Pemuda Maling Spion Mobil di 9 Titik Jakut, Hasilnya untuk Kebutuhan Harian dan Narkoba

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Tiga Pencuri Spion Mobil di Jakarta Utara Ditembak Polisi

Megapolitan
Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Terungkapnya Bisnis Video Porno Anak di Telegram: Pelaku Jual Ribuan Konten dan Untung Ratusan Juta Rupiah

Megapolitan
Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Rugi Hampir Rp 3 Miliar karena Dugaan Penipuan, Pria di Jaktim Kehilangan Rumah dan Kendaraan

Megapolitan
Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa 'Debt Collector' yang Berkali-kali 'Mangkal' di Wilayahnya

Geramnya Ketua RW di Cilincing, Usir Paksa "Debt Collector" yang Berkali-kali "Mangkal" di Wilayahnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com