Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diperkosa Guru, Siswi SMK Depresi Berat

Kompas.com - 04/08/2014, 21:51 WIB
Desy Afrianti

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com — Kasat Reskrim Polresta Depok Komisaris Agus Salim menuturkan, siswi sekolah menengah kejuruan di Depok yang mengaku diperkosa wali kelasnya kini menderita trauma dan depresi berat.

Siswi itu diperkosa oleh McDonald Emry hingga hamil delapan bulan.

Agus mengaku telah menyiapkan tim psikologi untuk melakukan terapi psikis kepada korban. "Ini supaya ia bisa memberikan keterangan dengan lebih baik. Jadi, kami lakukan terapi psikis kepada mereka," kata Agus, Senin (4/8/2014).

Ia mengatakan, terapi psikis diberikan karena korban kerap menangis dan tampak trauma menyesali kejadian kelam yang menimpanya.

Polisi masih mendalami kasus ini dengan mengumpulkan semua bukti perkara. "Belum ada tersangka yang kami tetapkan. Alat bukti masih kami kumpulkan, termasuk menunggu visum korban," kata Agus.

Untuk diketahui, pencabulan berupa persetubuhan dilakukan Emry sebanyak dua kali, yakni pada November 2013 lalu di toilet sekolah serta pada Desember 2013 saat perpisahan kelas di kawasan Puncak, Bogor.

Korban mengaku di bawah ancaman Emry saat pelecehan terjadi. Jika tidak mau, dia diancam tidak akan diluluskan dari sekolahnya oleh Emry.

Korban berharap guru mesum yang sudah memerkosanya itu dihukum berat. Karena itu, dia ditemani kerabat dan keluarganya melaporkan perbuatan wali kelasnya itu ke Mapolresta Depok, Jumat (1/8/2014) lalu.

"Saya mau dia dihukum berat. Saya tak mau damai sekalipun dinikahi," kata korban di Mapolresta Depok seusai menjalani visum dari RS Polri Sukanto, Jakarta Timur.

Menurut korban, akibat perbuatan guru sekaligus wali kelasnya itu, ia menderita malu yang sangat besar, baik terhadap teman-teman maupun masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

"Saya sudah dibuat malu dan dirugikan sangat besar atas masa depan saya," kata anak yatim yang tinggal bersama sepupunya di Sukmajaya, Depok. (Budi Malau)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com