Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang Mengeluhkan Kartu Perdana "E-Ticket" Transjakarta

Kompas.com - 29/08/2014, 16:30 WIB
Yohanes Debrito Neonnub,
Desy Afrianti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak 11 Agustus 2014, PT Transjakarta telah menerapkan e-ticket sebagai bagian dari modernisasi untuk memudahkan para penggunanya. Kendati demikian, layanan e-ticket ini dikeluhkan sejumlah penumpang yang jarang memakai layanan transjakarta.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di Selter Terminal Blok M, Jakarta Selatan, tampak sejumlah sales promotion girl (SPG) dan sales promotion boy (SPB) dari dua bank swasta yang menawarkan kartu perdana e-ticket bagi penumpang yang belum memilikinya.

"Saya tadi ke sini, katanya sekarang sudah pakai tiket (e-ticket) ginian. Mau bagaimana lagi, terpaksa saya beli tiketnya," ujar Rini, warga Pondok Pinang, di Selter Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (29/8/2014).

Rini mengaku sempat berpikir untuk tidak menggunakan transjakarta ke Selter Kota. Namun karena sudah berada di lokasi tersebut, dia terpaksa membeli. "Harganya mahal, Rp 40.000, padahal saya naik transjakarta jarang juga. Ini karena ada keperluan, makanya saya pakai transjakarta," ujarnya lagi.

Hal serupa diutarakan Leldi Rogahan, warga Makassar, Sulawesi Selatan, yang sedang berada di Jakarta karena urusan dinas. Dia sempat kaget karena harga e-ticket transjakarta. "Kalau bisa untuk orang daerah seperti saya ini, ada tiket khusus. Sayang juga kan kalau di sini saya hanya pakai dua kali saja," ujar Leldi yang akan berangkat ke Senen itu.

Dia mengaku sering ke Jakarta untuk urusan dinas dan kerap menggunakan jasa transjakarta. Untuk itu, dia berharap ada pelayanan tiket seperti sebelumnya sehingga penumpang yang tidak memiliki cukup uang bisa menggunakan transjakarta tanpa harus membeli kartu perdana e-ticket yang mencapai Rp 40.000.

"Dulu di halte ini ada petugas yang berjaga. Setelah ada e-ticket, sudah nggak ada yang jaga. Saya juga bingung mau tanya rute ke siapa," ujarnya lagi sambil memperhatikan sebuah papan informasi di selter tersebut.

Sesungguhnya, kata Leldi, sistem e-ticket akan sangat bagus untuk pengguna yang rutin menggunakan jasa transjakarta. Akan tetapi, lanjutnya, sistem seperti ini tidak efektif diterapkan bagi pengguna yang jarang menggunakan jasa transjakarta.

Saat ini, PT Transjakarta sudah memberlakukan penggunaan e-ticket untuk Koridor I dan 11 selter utama lainnya yang meliputi Selter Pulogadung (Koridor II), Halte Kalideres (Koridor III), Selter Kampung Melayu (Koridor V), dan Halte PGC I (Koridor VII).

Penggunaan e-ticket juga berlaku di Selter Kampung Rambutan (Koridor VII), Selter Flyover Raya Bogor (Koridor VII), Selter Pinang Ranti (Koridor IX), Selter Garuda Taman Mini (Koridor IX), Selter PGC 2 (Koridor X), dan Selter Wali Kota Jakarta Timur (Koridor XI).

Dede, supervisor penjualan e-ticket di Selter Terminal Blok M mengatakan bahwa hal tersebut sudah biasa terjadi. Kata Dede, awalnya banyak penumpang yang mengeluhkan mahalnya kartu perdana e-ticket. Harga kartu perdana Rp 20.000 dan harga saldo Rp 20.000 sehingga satu kartu perdana baru dihargai Rp 40.000.

"Padahal, ada banyak keuntungan dari e-ticket ini, misalnya untuk bayar tol, bayar KRL, belanja di supermarket, dan bayar parkiran mal," ujar Dede.

Masyarakat, biasanya, sambung Dede, akan maklum saat sudah dijelaskan oleh petugas. Kartu perdana tersebut berlaku selamanya dan tidak mengenal kedaluwarsaatau batas waktu berlaku. Bila saldo berkurang, pengguna bisa melakukan pengisian ulang atau top up minimal Rp 20.000.

Pengisian ulang bisa dilakukan di semua minimarket, seperti Alfamart, Indomart, atau Alfamidi. Untuk kartu prabayar ini, PT Transjakarta bekerja sama dengan BCA Flazz, Mandiri E-Money, BRI Brizzi, BNI Tap Cash, Bank Mega Megacard, dan Bank DKI Jakcard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com