Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Sependapat dengan Partai, Gerindra Akan Panggil Ahok

Kompas.com - 09/09/2014, 17:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra angkat bicara terkait pernyataan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Fadli mengingatkan bahwa Ahok masih tercatat sebagai kader partai dan menduduki jabatan sebagai Ketua DPP Bidang Politik Partai Gerindra.

"Ahok adalah pengurus partai. Dan sebagai pengurus, tentunya harus mengikuti keputusan partai. Gerindra mendukung kepala daerah dipilih DPRD, maka kebijakan itu harus didukung oleh semua pengurus partai," kata Fadli Zon, Selasa (9/9/2014).

Sebelumnya, Ahok menyatakan tidak setuju apabila pemilihan kepala daerah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Saking tidak setujunya, pria yang karib disapa Ahok ini bertekad untuk keluar dari partai politik apabila mekanisme pemilihan tersebut jadi dilakukan.

Untuk diketahui, Ahok sekarang merupakan politisi Partai Gerindra setelah sebelumnya sempat menjadi bagian dari Partai Golkar.

"Saya pikir, kalau sampai ini dilakukan, mungkin saya akan keluar dari partai politik saja, ngapain main ke partai politik," ujar Ahok seusai rapat pimpinan di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan.

Ahok mengatakan, perubahan cara memilih kepala daerah dengan alasan biaya mahal sangat tidak menyentuh permasalahan. Bahkan, lanjut Ahok, pilkada melalui DPRD dapat mengeluarkan biaya yang lebih tinggi.

"Apabila disurvei, pilkada sekarang pun, seseorang calon lebih banyak menghabiskan uang pada partai politik. Seperti contoh sewaktu saya masih jadi bupati, saya menghabiskan uang Rp 500 juta, itu pun udah makan segala macam. Adik saya pakai partai politik yang dibayar, lebih mahal jatuhnya. Jadi bukan alasan uang, bukan substansinya,” ujar Ahok.

Fadli kemudian mempertegas bahwa Partai Gerindra mendukung usul kepala daerah dipilih DPRD dengan alasan jelas, salah satunya adalah pilkada langsung dianggap lebih banyak mudaratnya.

Dari catatan yang ada, lebih kurang 330 kepala daerah terkena korupsi karena biaya tinggi, belum lagi konflik. "Contohnya, konflik di Papua, kantor DPRD dibakar," kata Fadli

"Selain biaya, waktu, dan lain eksesnya. Bahkan bisa menimbulkan, mereka yang terpilih hanya menganggap parpol hanya kendaraan sewa. Ada kader jadi kemudian menjadi kutu loncat karena parpol dianggap perahu saja, pindah-pindah partai, dan tidak setia dengan partai pengusungnya," katanya lagi.

Padahal, Fadli melanjutkan, setiap partai politik memperjuangkan ideologi, gagasan, dan sebagainya.

Fadli kembali mengingatkan kepada Ahok. Rencananya, Partai Gerindra akan memanggil Ahok untuk mengklarifikasi terkait pernyatannya.

"Karena kalau sudah tidak sejalan lagi, ya dia harus memilih. Mau tunduk sama partai atau di luar partai. Kita akan panggil Ahok karena parpol bukan LSM, bukan ormas, ada mekanisme, dan ada AD/ART," tandas Fadli Zon.

"Berbeda pandangan boleh, tapi kalau sudah melawan, harus berada di luar partai. Kita akan klarifikasi kepada Ahok," tegasnya lagi.

Sebelumnya, Ahok juga mengatakan, dengan pilkada melalui DPRD, kerja kepala daerah yang terpilih nanti hanya untuk menjamu dan mencari muka DPRD.

Alhasil, permasalahan yang dihadapi rakyat tidak tersentuh. "Ya kerjanya menjamu DPRD, sementara rakyat dicuekin," ujar Ahok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Jatuhnya Pesawat Latih Tecnam P2006T di BSD: Pilot, Kopilot, dan Teknisi Tewas di TKP

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, Senin 20 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

[POPULER JABODETABEK] Pesawat Latih Jatuh di BSD Serpong | Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba

Megapolitan
Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Pesawat Latih yang Jatuh di BSD Serpong Selesai Dievakuasi

Megapolitan
RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

RS Polri Buka Posko untuk Identifikasi Jenazah Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com