Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Dua Kelompok di Pasar Induk, Satu Orang Tewas

Kompas.com - 18/09/2014, 15:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Dua hari lalu, Senin (15/9/2014) tengah malam, terjadi bentrokan antara delapan orang yang berasal dari kelompok B dan kelompok A di Pasar Induk, Tanah Tinggi, Tangerang.

Dari delapan orang tersebut, empat di antaranya sudah dijadikan tersangka, dua orang luka-luka, dan satu meninggal dunia.

"Dari keributan tersebut jatuh tiga korban, satu meninggal dunia, sedangkan dua lainnya sedang dalam perawatan," ujar Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Kamis (18/9/2014).

Keributan ini berawal dari persoalan perebutan lahan parkir di pasar itu. Kelompok A sudah berada di sana sejak pembangunan pasar itu ada sehingga mereka berhak untuk mengurus keamanan parkir di pasar tersebut.

Sementara itu, kelompok B merasa sudah menjadi masyarakat sekitar sejak lama. Atas statusnya sebagai warga asli, kelompok B merasa kelompoknya harus diberi lahan parkir juga untuk disediakan jasa keamanan.

Kedua kelompok ini pun menyediakan jasa keamanan parkir masing-masing. Namun, alih-alih menjaga keamanan, dua kelompok ini justru kerap kali ribut sendiri. Pemicunya, anggota dari kelompok B ada yang mengambil lahan ke wilayah kelompok A.

Kelompok A tidak terima sehingga terjadi perkelahian antar-dua kelompok itu. Bentrok tersebut, sudah terjadi berkali-kali dengan penyebab yang hampir sama. Hingga puncaknya adalah kejadian pada Senin tengah malam lalu yang memakan korban jiwa.

Untuk mengatasi masalah itu, polisi akhirnya memberi jalan keluar. Penyidik dari Polres Tangerang melakukan koordinasi dengan pihak manajemen pasar untuk menghapuskan sistem keamanan yang dikelola oleh dua kelompok tersebut.

Gantinya, sistem keamanan saat ini dijadikan "satu pintu". Artinya, sistem keamanan berasal dari manajemen pasar saja. Satpam penjaga keamanan dari manajemen pasar ini dilindungi langsung oleh polisi. Upaya tersebut dianggap tepat dan dapat menghilangkan praktik premanisme di pasar tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Peringatan Pemkot Bogor ke Pengelola Mal, Minta Tembusan Pasar Jambu Dua Tidak Ditutup Lagi

Megapolitan
Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Polisi Tangkap Maling Motor Bersenpi Rakitan di Bekasi, 1 Orang Buron

Megapolitan
Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Pemkot Bogor Buka Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua, Pengelola Mal: Bukan Jalan Umum

Megapolitan
Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu 'Nombok' Setoran

Penumpang Lebih Pilih Naik Jaklingko, Sopir Angkot di Jakut Selalu "Nombok" Setoran

Megapolitan
Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Terungkapnya Polisi Gadungan di Jakarta, Berawal dari Kasus Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com