"Memang penerapan sistem parkir itu masih ada kekurangannya, yaitu adanya PKL yang menjajakan dagangannya di lahan-lahan parkir di sepanjang kawasan tersebut," kata Basuki di Balaikota, Jakarta Pusat, Rabu (8/10/2014).
Oleh karena itu, menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, pihaknya akan melakukan penertiban di kawasan Sabang sehingga sistem parkir berbayar dapat diterapkan secara maksimal.
"Makanya, nanti pedagang-pedagang itu akan kita geser pelan-pelan. Nanti kita buat lebih banyak taman lagi di Jakarta sebagai tempat berjualan bagi para pedagang," ujar Ahok.
Selain masih adanya PKL, kekurangan lain dalam penerapan sistem parkir tersebut adalah pembayaran yang hanya dapat dilakukan dengan menggunakan uang koin.
"Selanjutnya, kita mau dorong supaya kita juga bekerja sama dengan sejumlah bank sehingga pembayarannya nanti juga bisa dilakukan dengan uang elektronik atau electronic money (e-money)," tutur Ahok.
Mantan Bupati Belitung Timur itu pun meminta agar lelang atau beauty contest segera dilakukan terhadap sejumlah bank terkait proyek penerapan sistem parkir berbayar di Jakarta.
"Makanya, kita harus segera buat beauty contest terhadap bank-bank untuk sistem parkir ini. Kalau sudah ada kerja sama, pasti nanti penerapannya akan semakin mudah dan lancar," ungkap Ahok.
Sistem parkir berbayar sudah mulai diuji coba di kawasan Jalan Agus Salim, Jakarta Pusat, sejak 26 September 2014. Tarif yang diberlakukan sebesar Rp 2.000 per jam untuk sepeda motor dan Rp 5.000 per jam untuk mobil.
Rencananya, sistem parkir tersebut juga akan diterapkan di beberapa lokasi lain di wilayah Jakarta, antara lain kawasan Kelapa Gading, Juanda, dan Pasar Baru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.