Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Tahun Jokowi-Ahok, Setahun Belakangan Jakarta Memburuk

Kompas.com - 15/10/2014, 10:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Pada satu tahun awal pemerintahan Jokowi-Basuki, Joga menilai Jokowi telah melaksanakan 10 langkah awal penanggulangan banjir. Di antaranya seperti normalisasi waduk, sungai, kali penghubung, hingga perbaikan 73 pompa. Jokowi, lanjut dia, baru merealisasikan normalisasi empat waduk, yakni Pluit, Ria Rio, Tomang Barat, dan Pondok Labu. Padahal Jakarta memiliki 40 waduk situ atau embung yang ‎memprihatinkan kondisinya.

Seluruh program normalisasi ini berjalan jika warga yang telah menetap di bantaran kali telah direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa). Joga meminta Basuki untuk fokus pembenahan relokasi warga saja dan tidak memunculkan wacana baru dalam penanggulangan banjir. "Selama warga tidak direlokasi, ya normalisasi tidak dilaksanakan juga. Sudah Ahok lebih baik fokus dan konsisten menyelesaikan program yang sudah ada saja," lanjut Joga.

Penertiban pedagang kaki lima

Dari sisi penertiban pedagang kaki lima (PKL), di tahun kedua pemerintahan Jokowi-Basuki, Joga memandangnya gagal. Sebab, para PKL yang sebelumnya telah ditertibkan dan direlokasi ke lokasi binaan (lokbin) baru, justru berdagang ke luar pasar lagi dan menyebabkan kemacetan. ‎Awalnya, DKI bakal menjadikan penertiban PKL di tiga pasar, Pasar Tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara sebagai "role model" untuk penertiban pasar lainnya. Namun, yang terjadi adalah PKL di sana lebih memilih untuk berdagang di luar pasar. Padahal, lanjut Joga, ‎penertiban PKL ini adalah keberhasilan program pada tahun pertama kepemimpinan Jokowi-Basuki.

Tahun kedua ini program penertiban PKL mengalami kemunduran. "Sekarang Pasar Blok G kosong sama pedagangnya, mereka lebih memilih balik berdagang ke luar pasar. Ini disebabkan kontrol dan pengawasan pimpinan yang kurang terhadap penataan PKL ini," ujar Joga.

Kesulitan DKI dalam mengantisipasi PKL adalah menertibkan PKL Monas. Saat acara PRJ Monas beberapa waktu lalu bahkan PKL liar lebih menguasai acara dibanding pedagang yang terdaftar untuk berdagang di sana. Berbagai cara dan upaya dilakukan Basuki untuk dapat menertibkan PKL Monas. Seperti peralihan kepemimpinan UP Monas yang baru, libur tiap hari Senin, dan penguatan pengawasan Satpol PP serta satpam UP Monas. Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan pun telah mendata sebanyak 339 PKL resmi untuk berdagang di Lapangan IRTI Monas. Sayangnya, program penataan PKL di IRTI Monas itu baru dapat terlaksana November mendatang.

"Langkah Ahok untuk membuat identitas PKL dengan Bank DKI juga sudah bagus. Ini sebagai salah satu cara dalam menegakkan Perda Ketertiban Umum Nomor 8 Tahun 2007," kata Joga.

Secara umum, Joga memberi nilai 6-6,5 pada pemerintahan Jokowi Basuki tahun kedua ini. Sebelumnya tahun lalu, Joga menilai ‎pemerintahan DKI mencapai 6,5-7. "Ternyata belum ada progress positif selama dua tahun ini," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

KPU DKI Pastikan Keamanan Data 618.000 KTP yang Dikumpulkan untuk Syarat Dukung Cagub Independen

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com