Salah satu perubahan besar yang dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah penataan bantaran menjadi waduk di kawasan Ria Rio, Kampung Pedongkelan, Kayu Putih, Pulogadung, Jakarta Timur. Jika dahulu area itu kumuh dengan permukiman warga, kini kondisinya lebih lapang.
Saat Kompas.com singgah di lahan 7 hektar itu, Senin (13/10/2014), Waduk Ria Rio yang sebelumnya gencar ditata kini terhenti pengerjaannya. Tanah yang sempat diklaim oleh ahli waris Adam Malik pun masih lapang.
Di sebagian area yang berada di bagian tengah itu juga masih tampak berderet rumah warga. Pengairan pada kali di sekitarnya pun masih kotor, berwarna hijau.
Bila berada di dekat Selter Transjakarta Pedongkelaan tak terlihat lagi tanah luas. Area depan Jalan Perintis Kemerdekaan itu telah ditemboki oleh PT Pulomas Jaya. Dari area belakang atau Jalan Pulomas Utara, Taman Waduk Ria Rio terlihat sudah ditata asri. Area itu tampak hijau dengan bermacam tanaman.
Layaknya taman pada umumnya, di Taman Waduk Ria Rio sudah dilengkapi dengan tempat sampah dan bangku taman. Pepohonan dan tanaman lain juga sudah menghiasi taman. Sebanyak 9.000 batang pohon yang rencananya akan disebar di area Waduk Ria Rio juga telah dipersiapkan.
Meski kondisi taman sudah lebih baik, masyarakat mengharapkan penataan waduk lebih dipercepat. "Ya, kalau lihat sekarang memang enak. Kalau lebih cepat lebih bagus," ucap warga Pulomas, Dania.
Ia pun mengharapkan penataan ini benar-benar fokus dilakukan. Pasalnya, terhentinya proyek itu beberapa bulan membuatnya sempat ragu.
Ia pun menyatakan, adanya waduk dapat mengangkat citra kawasan Pedongkelan, Pulomas, Ria Rio, dan Jakarta Timur. Dengan begitu, lanjut dia, tak perlu sulit mencari taman dekat tempat tinggalnya tersebut. "Selagi dekat rumah kenapa harus jauh sampai Pluit," ucap dia.
Waduk Ria Rio, ungkap dia, bisa seperti Waduk Pluit yang kini ramai didatangi masyarakat, apalagi pada akhir pekan.
Masyarakat lain, Septi, mengungkapkan, kerja baik Pemprov DKi Jakarta yang menyediakan lahan terbuka hijau di daerah Pedongkelan. Menurut dia, tak heran jika banyak orang menanti proyek itu lekas diselesaikan oleh yang bersangkutan.
"Jelas pasti banyak yang datang. Sekarang saja di taman kalau sore ramai. Kalau waduk selesai, pasti makin ramai," tuturnya.
Tak hanya itu, ia pun mengharapkan air di lokasi pengairan waduk lebih jernih. Menurut dia, selama ini air yang kotor menimbulkan kesan kumuh di sekitar bantaran kali.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Nandara Sunandar mengatakan, instansinya akan mempercepat pengerjaan Waduk Ria Rio. Hingga kini, belum terselesaikannya soal tanah yang masih dihuni warga menjadi kendala proyek tersebut.
"Masih ada warga dalam proses legal aspek lahan. Harus jelas 'dihukum' dulu tanah itu. Sekarang sedang pembuktian status tanah. Kalau sudah ditertibkan, kita langsung lanjutkan pengerjaan," kata Nandar.
Menurut Nandar, legal hukum yang jelas menjadi kelangsungan proyek. Oleh karena itu, instansinya terus menunggu kepastian warga ditertibkan dan Pemprov akan tetap semangat untuk menata Waduk Ria Rio itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.