Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Asrinya Kampung Deret Tanah Tinggi Diperluas

Kompas.com - 10/10/2014, 09:20 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kampung Tanah Tinggi I RT 14, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, merupakan salah satu program kerja Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Jelang dua tahun kerja Jokowi-Ahok di Jakarta yang jatuh pada 15 Oktober 2014, bagaimana kondisinya saat ini?

Kompas.com pada Senin (6/10/2014) siang menyempatkan diri mendatangi kampung deret yang pertama kali di Jakarta itu. Kondisinya masih tertata. Tidak ada bangunan baru di sekitarnya.

Kesan gelap, kumuh dan rumah berdempet-dempet yang dulu seakan tidak pernah ada. Jalan becek yang kini berganti aspal terlihat bersih. Warga di sekitar tampak menjaga kebersihan lingkungannya. Saluran air pun tetap terbuka dan tidak terlihat air hitam yang penuh sampah.

Rumah-rumahnya pun terlihat rapi tertata, dengan cat rumah yang masih kinclong. Di depan rumah mereka terlihat jemuran pakaian. Di seberangnya, berderet motor-motor dan gerobak-gerobak dagangan milik warga.

Hendra, salah seorang warga yang ditemui Kompas.com, di salah satu warung kopi, mengatakan, sangat bersyukur dengan adanya program kampung deret ini. Dia kini merasa nyaman tinggal di lingkungan yang sehat.

"Jauhlah sama dulu. Dulu kan rumah dempet-dempet, masih ditingkat pula, sudah enggak dapet udara, deh," kata dia sambil menyeruput kopinya.

Sejak Agustus 2013 rumahnya selesai direnovasi, kata Hendra, hanya pintu rumahnya yang saat ini sudah sedikit rusak. Sebab, kata dia, pintu tersebut terbuat dari tripleks. Terkena hujan dan sinar matahari, membuat pintu menjadi keropos.

Teman mengopi Hendra, Gure, ikut berkomentar. "Harusnya yang rusak-rusak gitu sudah diurus warga saja ya, kecuali kalau ada musibah lagi. Tapi mudah-mudahan enggak ada," celetuk Gure.

Kampung Deret Tanah Tinggi memang dibangun karena kebakaran besar yang terjadi pada Maret 2013.

Apa yang dirasakan dua orang warga Tanah Tinggi yang terkena program kampung deret ini jelas membuat iri tetangganya, yang belum tersentuh program tersebut. Ketua RT 14 RW 1 Tanah Tinggi Yahya mengatakan, beberapa kali ia mendengar ungkapan kecemburuan dari penduduk sekitar di luar kampung deret. Meskipun diungkapkannya dengan nada berseloroh.

"Pernah ada yang bilang, coba dulu apinya enggak dimatiin, kita juga bisa dapet kampung deret," cerita Yahya.

Kendati demikian, Yahya mengaku hingga saat ini, belum ada pembicaraan serius untuk memperluas area kampung deret. Namun, bila kampung deret diperluas, ia yakin warga akan sepakat. "Pasti setujulah, bangunannya kan jadi bagus," cetus dia.

Kompas.com pun mendatangi pemukiman yang berbatasan langsung dengan kampung deret. Suasana dan kondisinya cukup kontras. Rumah-rumah tampak padat dan "penuh". Ini karena beberapa rumah dibuat bertingkat tanpa perancangan yang sama dengan rumah lainnya. Bahan bangunan yang dipakai pun sebagian masih ada yang menggunakan tripleks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com