Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Depan Ahok, Imam Istiqlal Paparkan Penyebab Kekerasan Mengatasnamakan Islam

Kompas.com - 29/10/2014, 13:33 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Imam besar Masjid Istiqlal, Ali Musthafa Ya'qub, mengatakan ada tiga hal yang menjadi penyebab terjadinya kekerasan yang mengatasnamakan Islam.

Hal itu disampaikan Musthafa saat memberikan ceramah di hadapan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama dan ratusan ulama dalam rangka peringatan Tahun Baru Islam di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Ali mengatakan, penyebab pertama adalah ketidakadilan. Penyebab ini, kata dia, banyak terjadi di wilayah konflik. Di tempat tersebut, umat Islam diperlakukan dengan tidak adil. "Tiga penyebab kekerasan itu, yang pertama ketidakdilan. Contoh paling nyata adalah seperti yang terjadi di Palestina," kata Musthafa.

Penyebab kedua, lanjut Musthafa, kekerasan atas nama Islam terjadi karena diciptakan oleh pihak lain dengan tujuan kepentingan tertentu.

Ia pun mencontohkan eksistensi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menurut mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton; dan mantan agen Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden; sengaja diciptakan oleh Amerika Serikat.

"Apabila pernyataan Snowden dan Hillary benar, maka penyebab terjadinya kekerasan atas nama Islam adalah karena sengaja dibikin oleh pihak tertentu," ucap Ali.

Sementara itu, penyebab ketiga adalah kekeliruan dalam memahami ajaran agama. Menurut Musthafa, manusia terlahir ke dunia menghadapi satu dari dua kemungkinan situasi, yakni situasi damai atau perang.

Oleh sebab itu, dia mengatakan, di dalam Al Quran ada ayat yang konteksnya terjadi dalam kondisi damai, dan ayat yang konteksnya terjadi dalam situasi perang.

Ali mengatakan, segelintir umat Islam yang saat ini gemar melakukan kekerasan diakibatkan kekeliruan dalam menafsirkan ayat. Orang-orang tersebut, kata dia, menggunakan ayat-ayat perang dalam situasi damai.

"Akibat kekeliruan segelintir orang Islam yang menggunakan ayat perang dalam situasi damai, maka terjadilah perilaku yang radikal, anarkisme, bahkan menjurus terorisme," ujar Musthafa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com