Humas dan Protokoler PT Pos Indonesia Area IV Jakarta Atjep Djuanda mengatakan, selama ini bantuan dari pemerintah selalu diberikan dalam bentuk tunai.
Inilah yang kemudian pemanfaatannya sering tidak tepat sasaran. Misalnya, uang yang seharusnya dibelanjakan untuk kebutuhan rumah tangga, malah dibelanjakan untuk membeli rokok. Bahkan uang tersebut mungkin langsung dihabiskan saat itu juga.
"Dengan PSKS, dana bantuan tidak harus diambil semuanya. Jumlah pengambilannya terserah kepada penerima bantuan, tetapi kami mengimbau untuk tidak diambil semuanya," kata Atjep saat ditemui di kantornya, Selasa (4/11/2014).
Hal tersebut, menurut dia, dapat membuat warga terpacu untuk menabung dan memanfaatkan bantuan dana secara tepat.
Apalagi PSKS akan berjalan berdampingan dengan Program Indonesia Pintar, dan Program Indonesia Sehat, sehingga masyarakat tidak perlu menggunakan bantuan untuk biaya pendidikan maupun kesehatan.
Seperti yang diberitakan, program-program tersebut diluncurkan pada Senin (3/11/2014) lalu. Kartu-kartu "sakti" pun baru dibagikan kepada 150 orang. Selanjutnya, secara bertahap pemerintah akan membagikan kartu-kartu tersebut kepada 15,5 juta keluarga kurang mampu di seluruh Indonesia.
Bantuan diberikan dengan dua cara, yaitu dalam bentuk simpanan Giropos sebanyak 14,5 juta rumah tangga sasaran melalui PT Pos Indonesia, dan 1 juta lagi dalam bentuk Mandiri e-cash melalui Bank Mandiri.
Sementara itu, untuk Kartu Indonesia Pintar (KIP), pemanfaatannya langsung dilakukan di sekolah tempat anak terdaftar. Sedangkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) digunakan di puskesmas melalui sistem rujukan berjenjang yang mirip dengan program Jaminan Kesehatan Nasional yang sudah ada sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.