Engkong Naim sengaja ditahan di rumah sakit agar proses "bertelur"-nya dapat disaksikan dan diteliti oleh dokter.
"Tadinya dia menolak dirawat, mungkin takut, tetapi sudah kami bujuk akhirnya dia menerima," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Bambang Suheri kepada Kompas.com.
Bambang menambahkan, bila selama dua hari ini Engkong Naim belum "bertelur", proses pemeriksaan dan penyembuhannya akan dipikirkan lebih lanjut. [Baca: Hasil Rontgen Normal, Dokter Tunggu Engkong Naim "Bertelur" Lagi]
Terkait kapan Engkong Naim "bertelur", Suheri tidak tahu. Karena itu, kata dia, tidak bisa diprediksi apakah dalam dua hari ini Engkong Naim akan "bertelur" lagi.
Engkong Naim baru tinggal di RT 03 RW 12 Jalan Tanjung Wangi, Penjaringan, Jakarta Utara, sekitar 10 bulan, sejak Januari 2014. Dia bekerja sebagai operator salah satu percetakan di Jakarta.
Saat akan mengeluarkan "telur", Engkong Naim langsung mengalami gejala yang tidak biasa. Dia pun kerap meminta tolong tetangganya untuk dipijat. Perutnya pun diakuinya terasa sakit.
Engkong Naim mengaku sudah mengalami itu sejak 1998. Pria asal Grobogan, Semarang, Jawa Tengah, itu mengaku "bertelur" setiap tiga bulan sekali. [Baca: Dokter: Fenomena Pria "Bertelur" Ini Aneh, Ayam Bertelur Saja Pasti Ada Bekas]
Dia mengaku sudah pernah menempuh langkah medis ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) satu pekan setelah gejala itu muncul. Namun, pihak RSCM "angkat tangan".
"Ya di sana saya dirawat tiga minggu di Cipto. Keluarin 'telur' akhirnya mereka percaya 100 persen. (Dokternya) bilang saya enggak bisa berobat di sini, dia angkat tangan," kata Engkong Naim, kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.