Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Premium Naik, Antrean untuk Pertamax Jadi Panjang

Kompas.com - 24/11/2014, 16:18 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebelum harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan, antrean panjang untuk premium selalu tampak di setiap stasiun pengisian bahan bakar (SPBU). Sementara itu, antrean untuk pertamax umumnya tidak terlalu panjang, kadang-kadang bahkan tidak perlu mengantre. Saat ini harga premium Rp 8.500, sedangkan pertamax Rp 10.000.

Namun setelah harga premium naik, antrean yang cukup panjang tampak di jalur pengisian pertamax. Di SPBU Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2014) siang, ada sekitar 15 kendaraan roda dua yang mengantre di jalur pengisian pertamax.

Jumlah tersebut tidak berbeda jauh dengan antrean untuk premium yang berkisar belasan kendaraan juga. "Biasanya memang enggak terlalu lama mengantre pertamax, tetapi kayaknya orang-orang sudah pada pindah ke pertamax," ujar Setiawan (46), warga Bendungan Hilir yang tengah membeli bensin pada siang itu.

Setiawan sendiri merupakan salah satu konsumen yang berpindah dari premium ke pertamax. Siang itu, ia pun memilih mengantre di jalur pengisian pertamax untuk mengisi bensin di Honda Beat birunya.

"Harganya sudah hampir sama, kualitasnya lebih bagus pertamax. Ya sudahlah, pakai pertamax saja," kata wirausahawan ini.

Sementara itu, bagi Presteniko (22), peralihan penggunaan BBM ini adalah hal yang wajar ketika harga premium dinaikkan. "Pas harga premium belum naik saja, kalau memang mengejar kualitas, harusnya pillih pertamax," ujar mahasiwa yang terbiasa menggunakan pertamax ini.

Menurut dia, menggunakan pertamax dapat membuat konsumsi bahan bakar di kendaraannya menjadi lebih irit.

Kompas.com/Unoviana Kartika Antran pertamax tampak panjang di SPBU Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (24/11/2014).

Dengan menggunakan pertamax, motor Honda Spacy miliknya bisa untuk dipakai selama tiga hari, sementara premium hanya bisa dua hari.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta Hari Ini 26 Juni 2024

Megapolitan
Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Pemerintah Diminta Tunjuk Perumnas untuk Kelola Rumah Subsidi agar Tepat Sasaran

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

[POPULER JABODETABEK] Rumah Subsidi Pemerintah di Jarah, Pengamat : Bank dan Pemilik Tak Peduli Nilai Bangunan | Calon Pengantin Ditipu WO

Megapolitan
Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Pemerintah Diminta Evaluasi dan Coret Pengembang Rumah Subsidi yang Bermasalah

Megapolitan
Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Kepiluan Calon Pengantin di Bogor Kena Tipu WO, Dekorasi dan Katering Tak Ada pada Hari Pernikahan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 26 Juni 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Rute KA Jayakarta dan Tarifnya 2024

Megapolitan
PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

PKB Harap Kadernya Duet dengan Anies di Pilkada Jakarta, tapi Tak Paksakan Kehendak

Megapolitan
Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Cegah Judi Online, Kapolda Metro Jaya Razia Ponsel Anggota

Megapolitan
Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Akhir Hidup Tragis Pedagang Perabot di Duren Sawit, Dibunuh Anak Kandung yang Sakit Hati Dituduh Maling

Megapolitan
Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Bawaslu Depok Periksa Satu ASN yang Diduga Hadiri Deklarasi Dukungan Imam Budi Hartono

Megapolitan
Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Nasdem Tunggu Arahan Surya Paloh soal Pilkada Jakarta, Akui Nama Anies Masuk Rekomendasi

Megapolitan
Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Calon Siswa Tak Lolos PPDB Jalur Zonasi di Depok, padahal Rumahnya Hanya 794 Meter dari Sekolah

Megapolitan
Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Hendak Lanjutkan Koalisi, Parpol KIM Disebut Belum Teken Kerja Sama untuk Pilkada Jakarta

Megapolitan
Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Nasdem Harap Kaesang Maju Pilkada Jakarta, Bisa Dipasangkan dengan Anies atau Sahroni

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com