Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Berantas Narkoba

Kompas.com - 24/12/2014, 18:32 WIB

Menanggapi soal peredaran narkoba di kampus, Kisnu berpendapat, hal itu bisa terjadi karena kampus kehilangan kontrol sosial. Kontrol sosial itu hilang karena kuatnya citra bahwa kampus pasti steril dari narkoba.

”Kampus, kan, tempat tumbuh mahasiswa yang penuh idealisme. Citra seperti inilah yang membuat pengawasan di lingkungan kampus melemah, bahkan kehilangan kontrol,” ucap Kisnu.

Saat peristiwa terungkap, nyatalah bahwa kampus memang sudah kehilangan kontrol. Dengan mudah ganja didistribusikan mantan mahasiswa yang putus kuliah. ”Biang keladinya, ya, para mahasiswa DO (drop out/putus kuliah) yang dibiarkan bebas beraktivitas lewat organisasi kemahasiswaan. Padahal, mahasiswa DO itu hanya menjadikan organisasi itu sebagai kedok,” kata Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Eko Daryanto.

Lalu, bagaimana dengan narkoba yang menyusup ke kawasan permukiman? Jawabannya masih sama, kehilangan kontrol. Apa yang membuat warga kehilangan kontrol? ”Ketidakpedulian warga terhadap lingkungan sosialnya,” ungkap psikolog sosial UI, Prof Hamdi Muluk.

Ketidakpedulian ini bahkan bisa berubah menjadi sikap melawan petugas. Apalagi, jika bisnis gelap narkoba telah menjadi andalan nafkah warga seperti pernah terjadi di Kampung Permata. Di satu masa, lebih dari separuh warga di kampung tersebut mengandalkan hidupnya dari narkoba.

Bayangkan jika pada 2010 penghasilan pengojek di lingkungan lapak sabu di kawasan RW 007, Kedaung Kaliangke, Cengkareng, Jakbar, ini setiap hari mencapai Rp 700.000, sementara pendapatan per bulan para penimbang sabu bahkan sampai Rp 8 juta.

Lalu, bagaimana melawan dan mengakhiri ketidakpedulian warga terhadap lingkungan

sosialnya demi membebaskan hidup mereka dari narkoba?
Solusinya, kata Hamdi, menekan permintaan narkoba dengan meningkatkan kegiatan positif warga dan mengurangi stres. Di sisi lain, mengurangi suplai narkoba dengan bermacam operasi.

Tampaknya, jalan melawan ketidakpedulian itu menjadi tantangan para pemangku kepentingan pada 2015. (RTS/REY/JAL/BRO/MDN/WIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Selama 2019-2023, Jakarta Dilanda 5.170 Bencana Alam akibat Perubahan Iklim

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan

Megapolitan
Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Daftar Acara HUT Kota Jakarta ke-497, Ada Gratis Masuk Ancol

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Ada Pembangunan Saluran Air hingga 30 November, Pengendara Diimbau Hindari Jalan Ciledug Raya

Megapolitan
Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Panca Darmansyah Berupaya Bunuh Diri Usai Bunuh 4 Anak Kandungnya

Megapolitan
Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Trauma, Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres Tak Mau Sekolah Lagi

Megapolitan
Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Dinas SDA DKI Jakarta Bangun Saluran Air di Jalan Ciledug Raya untuk Antisipasi Genangan

Megapolitan
Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Jaksel dan Jaktim Masuk 10 Besar Kota dengan SDM Paling Maju di Indonesia

Megapolitan
Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Heru Budi: Ibu Kota Negara Bakal Pindah ke Kalimantan Saat HUT ke-79 RI

Megapolitan
Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Bandar Narkoba di Pondok Aren Bersembunyi Dalam Toren Air karena Takut Ditangkap Polisi

Megapolitan
Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Siswi SLB di Kalideres yang Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Trauma Lihat Baju Sekolah

Megapolitan
Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Masih Dorong Eks Warga Kampung Bayam Tempati Rusun Nagrak, Pemprov DKI: Tarif Terjangkau dan Nyaman

Megapolitan
Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Suaminya Dibawa Petugas Sudinhub Jakpus, Winda: Suami Saya Bukan Jukir Liar, Dia Tukang Servis Handphone

Megapolitan
Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Ditangkap Polisi, Pencuri Besi Pembatas Jalan di Rawa Badak Kerap Meresahkan Tetangga

Megapolitan
Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Kronologi Terungkapnya Penemuan Mayat Dalam Toren yang Ternyata Bandar Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com