Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembayaran Gaji PNS Telat, Ahok Duga Ada Pembangkangan

Kompas.com - 07/01/2015, 15:06 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama kembali menengarai keterlambatan pembayaran gaji pegawai karena adanya pembangkangan di internal Pemprov DKI Jakarta. Menurut dia, ada oknum yang sengaja membuat pembayaran gaji terlambat pasca pelantikan massal ribuan PNS DKI.

"Bagi saya, saya jadi suuzan (berburuk sangka). Suuzannya begini, 'ini akibatnya gara-gara lo (Basuki) ubah gue, coba lo enggak stafin gue kan enggak begini kejadiannya', ya sudahlah," kata Basuki, di Balai Kota, Rabu (7/1/2015). [Baca: DKI Janji Gaji Pegawai Cair Esok Hari]

Menurut Basuki, kejadian ini sama persis dengan saat ia mengimbau Dinas Kebersihan untuk mendata jumlah pekerja harian lepas (PHL) pembersih sampah saringan sungai. Saat itu, Basuki menginstruksikan Unu Nurdin (mantan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakrta) untuk mendata ribuan nama PHL tiap wilayah lengkap dengan nomor telepon beserta dibuatkan rekening bank.

Namun, hingga empat bulan, tugas dari Basuki itu tak kunjung diselesaikan Unu. Kemudian, Basuki mengatakan, apabila Dinas Kebersihan tidak dapat melengkapi data PHL, maka mereka tidak bisa menerima gaji.

"Kejadian kan, akhirnya enggak digaji dan PHL-PHL itu ngomong sama wartawan kalau 2-3 bulan mereka yang bekerja di saringan air enggak digaji. Padahal tugas mereka penting," kata Basuki.

Lebih lanjut, saat itu, bentuk pembangkangan Dinas Kebersihan akibat tidak mendapat gaji adalah seluruh sungai seperti tempat sampah dengan kasur dan sofa yang mengapung di sungai.

Kejadian itu dilihat langsung oleh Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI. "Sekarang kamu ke Pintu Air Manggarai, ada sampah enggak? Kalau dulu di sana, kasur bukan cuma ngapung, tetapi sungai jadi bak sampah. Sekarang sungai utama sudah enggak kayak bak sampah," kata Basuki.

Tak hanya Dinas Kebersihan, hal serupa juga terjadi pada PHL Dinas Pekerjaan Umum. Padahal, lanjut dia, pembayaran gaji PHL serta pegawai bisa menggunakan anggaran mendahului.

Adapun pengeluaran daerah yang diperbolehkan untuk digunakan sebelum penetapan anggaran pendapatan dan belanja derah (APBD) adalah gaji dan tunjangan PNS, gubernur, wakil gubernur, kemudian pembayaran tunjangan kinerja daerah (TKD), honor pegawai tidak tetap, pembayaran telepon, air, listrik, internet (TALI), gas, jasa kebersihan, dan anggaran darurat untuk korban bencana alam. "Nanti lihat saja pas kan semuanya pada bilang 'ini gaji telat gara-gara Ahok'," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Alasan Pemilik Pajero Pakai Pelat Nomor Palsu: Cita-cita Sejak Kecil

Megapolitan
Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Jalan Margonda Macet Parah Sabtu Malam, Pengendara Buka Pembatas Jalan dan Lawan Arah

Megapolitan
Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Polisi Tangkap Pencopet yang Beraksi di Kerumunan Acara Hari Jadi Bogor

Megapolitan
'Horor' di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

"Horor" di Margonda Kemarin Sore: Saat Pohon Tumbang, Macet, dan Banjir Jadi Satu

Megapolitan
Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Antusias Warga Berebut Hasil Bumi di Dongdang pada Hari Jadi Bogor, Senang meski Kaki Terinjak

Megapolitan
Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Ketua DPRD Kota Bogor Mengaku Siap jika Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota

Megapolitan
Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Polisi Jemput Paksa Pemilik Pajero Pelat Palsu yang Kabur di Jalan Tol

Megapolitan
Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Bisa Usung Calon Sendiri, PKS Belum Tentukan Jagoan untuk Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Sisa Banjir Sabtu Sore, Sampah Masih Berserakan di Jalan Margonda Depok

Megapolitan
Warga Ajak 'Selfie' Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Warga Ajak "Selfie" Polisi Berkuda dan Polisi Satwa di CFD

Megapolitan
Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Sambut HUT Ke-542 Bogor, Ratusan Orang Ikut Lomba Lari Lintasi Sawah dan Gunung

Megapolitan
Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Penyalur Jadi Tersangka karena Palsukan Usia ART yang Lompat dari Rumah Majikan di Tangerang

Megapolitan
Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Antusiasme Warga Berbondong-bondong Padati Balai Kota Menyambut Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542

Megapolitan
Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Dishub Kota Bogor Lakukan Pengalihan Arus Lalin Saat Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542 Hari Ini

Megapolitan
Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Mau Datang ke Helaran Hari Jadi Bogor Ke-542, Cek di Sini 8 Kantong Parkirnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com