Kepala Penerangan Kodam Jaya Letnan Kolonel Infanteri Heri Prakoso mengatakan, penertiban dilakukan oleh prajurit TNI sesuai dengan prosedur.
"Kekerasan saya pikir tidak ada. Kita melaksanakannya sesuai dengan prosedur. Mungkin awal dia (warga) coba provokasi, supaya TNI ini tidak jadi masuk melaksanakan penertiban. Sehingga mereka memasang barikade, bakar ban, pasang teralis penghalang dan sebagainya," kata Heri, di lokasi penertiban, Jumat (9/1/2015).
Prajurit TNI dan warga akhirnya sempat bertemu, yang berujung pada aksi saling dorong-dorongan. Akibat peristiwa itu, ada orang yang terjatuh dan terinjak-injak karena tidak siap.
"TNI perintahnya untuk mengamankan aset negara yang dikuasakan kepada TNI, ya pantang mundur, tetap maju. Jadi (warga) yang di depan bertemu, kemudian berpaling ke belakang, yang di belakang tidak siap, terjadilah antar-mereka sendiri," ujar Heri.
Heri mengatakan, pihak TNI sudah menyediakan ambulans untuk warga yang cedera. Saat ditanya jumlah korban, Heri menyebut hanya satu perempuan yang mengalami shock.
"Yang kemarin sempat luka ada ambulans. Mana kala pingsan, sakit, kita bawa. Kemarin ada satu ibu-ibu shock histeris lemas. Kemarin kita bawa pandu ke belakang," ujar Heri.
Pihak Kodam Jaya mengosongkan rumah-rumah yang berdiri di atas lahan milik TNI. Total ada 113 keluarga tinggal di rumah-rumah tersebut. Sampai saat ini masih ada sejumlah bangunan yang ditinggali 121 keluarga yang belum ditertibkan.
Pihak TNI memiliki total luas 4 hektar lahan di lokasi tersebut. Rencananya, sisanya akan menyusul ditertibkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.