Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Verrys "Mahar", Cita-cita Bikin Film, Tabrakan, dan Koma

Kompas.com - 13/01/2015, 20:14 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Verrys "Mahar" Yamarno sehari-hari dikenal sebagai mahasiswa baik, sopan, dan sederhana oleh teman, pengajar, ataupun staf di kampus Institut Kesenian Jakarta. Pemeran Mahar dalam film Laskar Pelangi itu menimba ilmu di Fakultas Film dan Televisi (FFTV).

Kepala Bidang Kemahasiswaan FFTV Nano juga mengatakan bahwa Verrys memiliki nilai prestasi akademik yang memuaskan selama kuliah. Kebetulan, dia merupakan salah satu penerima beasiswa dari lembaga swasta.

Nano bercerita, Mahar sudah memiliki cita-cita sejak  kali pertama belajar di kampus IKJ. "Dia bilang, setelah lulus, mau kembali ke Belitung untuk buat film soal tambang timah di sana. Nah, makanya dia ambil fakultas film," ujar Nano, Selasa (13/1/2015).

Namun, cita-citanya kandas. Verrys Yamarno ditemukan tewas di kamar kosnya di Jalan Kramat V, Kenari, Senen, Jakarta Pusat, Senin (12/1/2015). Sebelum meninggal, ia sempat mengeluhkan rasa sakit di bagian kepala.

Tabrakan dan koma

Rupanya Verrys pernah mengalami tabrakan sekitar empat bulan lalu. Verrys yang juga akrab disapa Mahar ini bertabrakan dengan gerobak saat sedang menaiki sepeda, tak jauh dari tempat kosnya di Jalan Kramat V, Senen.

"Dulu itu jalan di sekitar kosnya masih jelek, banyak yang jualan, gerobak-gerobak. Nah waktu naik sepeda, Verrys tabrakan dengan gerobak," ujar Wakil Dekan III FFTV IKJ German Mintapradja, di IKJ, Selasa.

German mengatakan, Mahar sampai mengalami koma sekitar dua pekan setelah tabrakan. Seusai sadar dari koma, Mahar tidak mau lagi melanjutkan pengobatannya. Akan tetapi, German merasa bahwa kesehatan Mahar mulai turun sejak saat itu.

Dia sering mengeluh sakit kepala, yang ia sebut hanya vertigo. Ibu kos bahkan sudah berkali-kali menawarkan kepada Mahar untuk diantar ke rumah sakit. Akan tetapi, Mahar selalu menolak.

Selama ini, Mahar memang dikenal sebagai anak yang tidak mau menyusahkan orang lain. Sayangnya, hal tersebut justru membuat Mahar kesulitan karena harus menanggung beban sendiri. [Baca: Ahok Sayangkan Verrys "Mahar" Tidak Sempat Dibawa ke Rumah Sakit]

"Dia enggak mau berobat. Alasannya, nanti saja, begitu pulang ke Belitung, dia minta obat ramuan campur madu khas sana, racikan langsung dari ibunya. Dia pikir bisa langsung sembuh," ujar German.

Sejak 5 Januari, Mahar sudah mulai menjalani ujian akhir semester di kampusnya. German mengatakan, Mahar sering meminta kompensasi kepada pengawas ujian untuk diizinkan mengerjakan ujian di luar kelas. "Alasannya, dia enggak kuat dingin ruangan," ujar German. "Makanya, saya rasa, sejak tabrakan itulah kesehatannya semakin drop."

Pesan untuk sang surya

Sebuah papan berwarna putih tergeletak tak jauh dari pintu gerbang IKJ, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat. Sebuah tulisan berwarna merah berisi duka tertulis jelas pada papan itu. "Selamat jalan wahai sahabatku Verrys Yamarno (Mahar, FFTV 2013). Telah kutitipkan pesan pada sang surya untuk menjagamu di langit sana," demikian bunyi tulisan yang ada di papan itu.

Nama "Keluarga Besar Institut Kesenian Jakarta" tertera pada papan tersebut. Papan itu merupakan bentuk kecil dari duka yang dirasakan oleh kerabat dekat Mahar di IKJ. German mengatakan, kabar meninggalnya Mahar begitu mengagetkan.

Belum lama, Mahar masih terlihat ceria seperti biasanya, mengikuti ujian, walau sebenarnya sedang sering merasa sakit. "Makanya kita sempat bingung. What's going on?" ujar German.

Kini jenazah Verrys atau Mahar telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Taman Abadi, Cempaka, Desa Gantong, Belitung Timur, setelah sebelumnya dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo untuk diotopsi.

Ucapan perpisahan datang secara deras dari banyak pihak. Ditta Sekar Cempaka, asisten penulis novel tetralogi Laskar Pelangi, Andrea Hirata, melalui akun media sosial Path menulis sepenggal kata perpisahan bagi Mahar. "Yang tenang yah kau di sana boi...," tulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com