Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Bisa Ditangani, tetapi Picu Keluhan Warga

Kompas.com - 26/02/2015, 22:49 WIB

BEKASI, KOMPAS.com — PT Godang Tua Jaya selaku pengelola Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Bantar Gebang, Bekasi, menyatakan masih sanggup menangani lonjakan sampah dari DKI Jakarta yang kini mencapai 6.000 ton per hari. Jumlah produksi sampah Jakarta itu dua kali lipat dari target kontrak kerja sama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan PT Godang Tua Jaya.

”Tak ada masalah, sejauh ini lancar-lancar saja. Masih bisa kita tangani,” ujar Direktur Utama PT Godang Tua Jaya Rekson Sitorus di Bekasi, Rabu (25/2).

Rekson membenarkan, jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang saat ini mencapai 6.000 ton per hari. Namun, produksi sampah ini masih dalam batas normal. ”Dulu juga sekitar 5.300 ton per hari, sekarang 6.000 ton. Jadi tidak ada masalah,” ucap Rekson.

Sesuai kontrak kerja sama yang berlaku 15 tahun hingga 2023 itu, jumlah sampah yang dibuang ke TPST Bantar Gebang ditargetkan 4.500 ton per hari pada empat tahun pertama kerja sama. Terhitung mulai tahun 2012 atau tahun kelima sejak kerja sama, sampah yang dibuang ditargetkan turun menjadi 3.000 ton per hari, dan 2.000 ton per hari sejak tahun kesembilan.

Selain risiko penimbunan dan pengolahan yang lebih berat, peningkatan sampah juga berdampak bagi keuangan DKI Jakarta. Setiap tahun, Ibu Kota mengeluarkan ratusan miliar rupiah untuk membayar biaya pengolahan sampah dan biaya sosial warga sekitar TPST (Kompas, 25/2).

Kepala Bidang Data Potensi dan Pengembangan Dinas Kebersihan Kota Bekasi Ratim Rukmawan menilai, Jakarta perlu mengurangi produksi sampah agar TPST Bantar Gebang tak overkapasitas sehingga berpotensi mengganggu warga sekitar.

Warga yang tinggal di sekitar TPST Bantar Gebang mengeluhkan bau menyengat yang semakin menjadi akibat semakin banyaknya sampah yang dibuang ke lokasi ini.

Menurut Saunah (55), warga Keluruhan Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, tidak jauh dari TPST Bantar Gebang, selama ini setiap keluarga yang tinggal di sekitar TPST mendapatkan dana kompensasi Rp 200.000 per tiga bulan dari Pemprov DKI. Namun, bagi Saunah, yang terpenting sampah itu dapat diolah sehingga tidak menimbulkan bau menyengat.

Kepala Suku Dinas Kebersihan Jakarta Pusat Marsigit melihat mendesaknya penyediaan tempat untuk pengelolaan sampah di tingkat kota. Sebab, pembuangan sampah ke Bantar Gebang tak lagi ideal. ”Perjalanan pergi-pulang saja makan waktu 6 jam,” ucapnya.

Meski demikian, tempat pengelolaan sampah tingkat kota ini membutuhkan lahan yang tidak sedikit, yakni 2.000-3.000 meter persegi.

Sementara Kepala Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan Dinas Kebersihan DKI Jakarta Sena Saputra mengatakan, bank sampah merupakan salah satu solusi mengatasi volume sampah yang berlimpah di DKI Jakarta. Saat ini, Ibu Kota baru memiliki 135 unit bank sampah. Idealnya, bank sampah ada di masing-masing rukun warga. (ILO/ART/DNA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

NIK KTP Bakal Dijadikan Nomor SIM Mulai 2025, Korlantas Polri: Agar Jadi Satu Data dan Memudahkan

Megapolitan
8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

8 Tempat Makan dengan Playground di Jakarta

Megapolitan
Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Pegi Bantah Jadi Otak Pembunuhan, Kuasa Hukum Keluarga Vina: Itu Hak Dia untuk Berbicara

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Polisi Tangkap Pria Paruh Baya Pemerkosa Anak Disabilitas di Kemayoran

Megapolitan
Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Pengamat: Jika Ahok Diperintahkan PDI-P Maju Pilkada Sumut, Suka Tak Suka Harus Nurut

Megapolitan
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Dalam Toren Air di Pondok Aren

Megapolitan
Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Polisi Dalami Keterlibatan Caleg PKS yang Bisnis Sabu di Aceh dengan Fredy Pratama

Megapolitan
Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Temui Komnas HAM, Kuasa Hukum Sebut Keluarga Vina Trauma Berat

Megapolitan
NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

NIK KTP Bakal Jadi Nomor SIM Mulai 2025

Megapolitan
Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Polisi Buru Penyuplai Sabu untuk Caleg PKS di Aceh

Megapolitan
Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Tiang Keropos di Cilodong Depok Sudah Bertahun-tahun, Warga Belum Melapor

Megapolitan
Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Polri Berencana Luncurkan SIM C2 Tahun Depan

Megapolitan
Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Caleg PKS Terjerat Kasus Narkoba di Aceh, Kabur dan Tinggalkan Istri yang Hamil

Megapolitan
'Call Center' Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

"Call Center" Posko PPDB Tak Bisa Dihubungi, Disdik DKI: Mohon Maaf, Jelek Menurut Saya

Megapolitan
Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Polisi: Ada Oknum Pengacara yang Pakai Pelat Palsu DPR

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com