Salah satu puskesmas yang ikut merasakan dampak telatnya pengesahan RAPBD 2015 adalah puskesmas Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Untuk mengatasi permasalahan itu, pihak puskesmas terpaksa meminjam dana talangan dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Menurut Kepala Puskesmas Tambora Ahrahayati Wildany mengatakan, program penyemprotan anti-nyamuk (fogging) sangat dibutuhkan untuk menganani kasus demam berdarah dengue (DBD) di Tambora.
Sejak Januari 2015, sudah ada 35 kasus yang dilaporkan ke puskesmas. Adapun satu orang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah. Ada 17 titik yang terdeteksi positif berdasarkan penyelidikan epidemologis.
"APBD kan belum ada. Makanya kami gunakan dana talangan dari BLUD untuk lakukan fogging," ujar Ahrahayati, Selasa (10/3/2015). Selama setahun, total dana fogging dan sosialisasi Rp 870 juta.
Selain program fogging dan sosialisasi, pelayanan puskesmas yang lain tidak terganggu karena ada dana BLUD. Pengadaan obat juga sudah dialokasikan untuk kebutuhan 15 bulan. Hanya saja, pembayaran gaji pegawai negeri sipil terkendala karena tunjangan kinerja daerah belum cair.
"Gaji pegawai honorer juga gunakan dana talangan BLUD dulu. Namun, secara umum pelayanan puskesmas tetap berjalan lancar," kata Ahrahayati.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.