Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/03/2015, 08:45 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat tim hak angket DPRD DKI Jakarta terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak hanya membahas hal-hal yang menjadi substansi pengajuan angket.

Seperti yang terjadi pada Kamis (12/5/2015) kemarin, anggota tim hak angket dari Fraksi Demokrat-Partai Amanat Nasional, Achmad Nawawi, "curhat" soal anak-anaknya yang mengancam berhenti kuliah jika ayahnya korupsi. Hal ini, kata dia, terkait tudingan Ahok terhadap anggota DPRD yang telah "menyulap" RAPBD DKI sehingga terdapat dana siluman sebesar Rp 12,1 triliun.

"Yang betul-betul menyakitkan, anak saya sampai keduanya mengatakan, 'Kalau bapak terlibat korupsi, kami akan keluar kuliah'. Semua itu sudah ke mana-mana. Kalimat itulah opini sesat yang disebar oleh Ahok sehingga masyarakat teropini betul seolah-olah anggota Dewan bermain," ujar Nawawi pada akhir rapat yang mengagendakan pemeriksaan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), Kamis kemarin.

Nawawi mengaku sakit hati terhadap tudingan Ahok bahwa DPRD telah menyelipkan dana siluman sebesar Rp 12,1 triliun. Menurut dia, Ahok seharusnya tak melontarkan tudingan tersebut karena belum ada bukti mengenai korupsi. Namun, akibat tudingan itu, kata dia, para anggota DPRD telah mendapatkan sanksi sosial dari keluarga dan masyarakat.

"Mungkin harusnya dijelaskan, problem Rp 12,1 triliun itu ada di mana saja, programnya apa saja, barangnya apa saja, dan apakah betul itu adalah kerjaannya para (anggota) Dewan?" ujar Nawawi.

Mendengar "curhat" Nawawi, ketua tim hak angket, Muhammad "Ongen" Sangaji, mengingatkan bahwa apa yang disampaikan Nawawi sudah melenceng dari substansi rapat.

"Om Nawawi, tadi saya sudah sampikan bahwa pembahasan yang seperti itu sudah bosan. Mungkin lupa kali ya, kita sudah bosan, kita tidak lagi bicara itu. Yang kita tuju adalah membuktikan APBD itu asli apa palsu. Itu tugas (tim) angket, tidak masuk ke e-budgeting dan isi-isinya," ujar Ongen kepada Nawawi.

Selain Nawawi, anggota lainnya, Maman Firmansyah, dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, juga berbicara hal di luar substansi rapat angket. Maman menanyakan kepada Sekretaris Daerah DKI Saefullah, yang hadir untuk dimintai keterangan, soal tulisan tangan Ahok yang ada di dalam draf APBD.

"Draf APBD yang ada tulisan 'nenek lu' itu bisa enggak, Pak Sekda, kami dapatkan? Itu yang tersebar di media," ujar Maman.

Pertanyaan Maman mengundang tawa anggota lainnya. Beberapa waktu lalu, sebuah foto beredar menunjukkan draf RAPBD yang dicoret oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan tulisan "pemahaman nenek lu!".

Akan tetapi, permintaan Maman ini tidak diakomodasi oleh Ongen karena dianggap tak substansial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com