Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Rapat Keluarga Ahok di Balai Kota, Keterangan Dua Pejabat DKI Berbeda

Kompas.com - 13/03/2015, 18:29 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Pariwisata Sylviana Murni dan Ketua Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani menyampaikan keterangan yang berbeda kepada panitia hak angket terkait kehadiran istri dan adik Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama, Veronica Tan dan Harry Basuki, dalam sebuah rapat mengenai revitalisasi Kota Tua di Balai Kota DKI.

Hal itu disampaikan saat rapat hak angket di Gedung DPRD DKI, Jumat (13/3/2015).

Keduanya datang pada sesi berbeda. Panitia hak angket meminta Sylviana untuk masuk ke ruangan terlebih dahulu. Dalam keterangannya, Sylviana mengatakan bahwa saat rapat yang digelar pada Kamis (5/3/2015) pekan lalu itu, ia datang terlambat. [Baca: Deputi Gubernur Dicecar Pertanyaan soal Istri Ahok "Pimpin Rapat"]

"Hari itu, ketika saya datang, langsung saya sampaikan pemaparan. Kebetulan saya telat juga," kata Sylviana. Saat panitia hak angket menanyakan siapa yang memimpin rapat, Sylviana tidak menjawab dengan pasti.

Ia menjawab pimpinan rapat soal pembahasan Kota Tua biasanya berlangsung tematik, yakni sesuai tema yang dibahas.

"Hari ini bahas jalan, berarti saya. Biasanya, kalau pembangunan fisik, Ibu Yani (sapaan Handayani). Hari itu, ketika saya datang telat, saya nanya ini bahas apa? Tetapi, setelah itu saya yang langsung sampaikan pemaparan. Kebetulan saya yang paling senior di antara semuanya," kata dia.

Penyampaian keterangan oleh Sylviana berlangsung dari pukul 14.00 sampai dengan pukul 15.15. Setelah itu, rapat diskors. Sylviana meninggalkan ruang rapat.

Selang 15 menit kemudian, Yani yang giliran masuk untuk menyampaikan keterangannya. Ia datang didampingi Kepala Dinas Pariwisata Purba Hutapea.

Dalam keterangannya, Yani mengatakan bahwa saat itu rapat dipimpin oleh Sylviana. Menurut dia, saat itu rapat membahas mengenai pembebasan lahan seluas 1,2 hektar di Jalan Cengkeh, yang nantinya akan digunakan untuk lahan parkir dan relokasi PKL Kota Tua.

Yani menyebut saat itu Veronica dan Harry-lah yang datang terlambat. Ia mengatakan keduanya hadir dalam kapasitasnya sebagai pihak yang peduli terhadap Kota Tua.

"Keduanya datang terlambat. Begitu keduanya datang, kami langsung mendiskusikan pembahasan rapat lebih lanjut," kata Yani.

Mendengar keterangan itu, ketua panitia hak angket Mohamad Sangaji mengatakan sebelumnya Sylviana mengaku bahwa dialah yang datang terlambat.

Setelah mendengar keterangan dari Sangaji, Yani sempat terdiam sejenak. Tak lama setelah itu, Yani mengaku datang telat pada rapat itu. "Berarti saya datang telat dibanding yang lain," ujar dia.

Dalam rapat hak angket yang digelar hari ini, panitia hak angket memang mengagendakan pembahasan mengenai kapasitas Veronica dan Harry pada rapat itu. Sebab, keduanya diduga hadir sebagai pimpinan rapat.

Panitia hak angket menilai, bila hal itu benar terjadi, Basuki dianggap telah melakukan pelanggaran etika karena melakukan nepotisme. Sebab, ia meminta keluarganya untuk memimpin rapat resmi di kantor pemerintahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com