Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Penyalagunaan Anggaran, Inspektorat DKI Periksa 5 Staf Sudin Pendidikan dan Bappeda

Kompas.com - 19/03/2015, 06:40 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Inspektorat DKI Jakarta memeriksa lima orang pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemprov DKI. Lima orang ini diduga melakukan manipulasi nomenklatur pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI tahun 2014.

"Sudah ada lima orang yang diperiksa hari ini. Indikasi terlibat belum ada, nanti kita review dulu secara keseluruhan, baru bisa disimpulkan," kata Inspektur Provinsi DKI Lasro Marbun kepada Kompas.com, Rabu (18/3/2015).

Lima orang itu berasal dari Suku Dinas (Sudin) Pendidikan Jakarta Barat dan Pusat serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI. Identitas lima orang itu dirahasiakan demi kepentingan penyelidikan lebih lanjut.

Lasro juga menyinggung kemungkinan keterlibatan oknum wali kota dalam kasus itu. "Kalau Wali Kota kan (diperiksa) Kapenko (Kepala Inspektorat Kota) saja. Itu sudah dapat informasi ya," tambah Lasro.

Menurut dia, penyelidikan yang terpusat pada dugaan di APBD 2014 bisa saja berkembang menyasar oknum-oknum yang juga bermain di APBD 2015. Namun untuk sampai pada titik tersebut, semua pihak yang diduga "bermain" harus diperiksa terlebih dahulu. Dari sana, akan ada benang merah memperlihatkan fakta yang dicari.

Sebelumnya Inspektorat DKI melakukan pemeriksaan juga audit terhadap Bappeda DKI. Inspektorat DKI sendiri pada Selasa (17/3/2015) telah memeriksa mantan pegawai Bappeda bernama Wahyu Wijayanto.

Wahyu diduga menjadi "alat" DPRD DKI untuk meng-input serta meloloskan pokok pikiran (pokir) DPRD. Di Bappeda saat itu, Wahyu menjabat sebagai Kepala Bidang Program dan Pembiayaan Bappeda DKI. Saat itu, Bappeda dipimpin oleh Sarwo Handayani dan Andi Baso Mappapoleonro. Kini, Wahyu menjabat sebagai Inspektur Pembantu Kepala Kantor Perencanaan Pembangunan Kota Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan, pada tahun 2014 lalu, Bappeda sengaja mengganti nomenklatur seolah-olah dana operasional tak bisa digunakan untuk anggaran mendahului. Sementara, honor pekerja harian lepas (PHL), tunjangan pembayaran TALI (telepon, air, listrik, dan internet) yang ada dalam dana operasional itu sudah dikunci oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

Akibatnya, dana itu tak bisa digunakan. Basuki pun mengibaratkan permainan oleh SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) ini seperti berperang dengan alien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Dituduh Ingin Culik Anak, Seorang Ibu di Tanjung Priok Diamuk Warga

Megapolitan
KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

KNKT Bakal Cek Percakapan Menara Pengawas dan Pilot Pesawat yang Jatuh di BSD

Megapolitan
Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Mekanisme Pendaftaran PPDB di Jakarta 2024 dan Cara Pengajuan Akunnya

Megapolitan
Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Cerita Saksi Mata Jatuhnya Pesawat di BSD, Sempat Berputar-putar, Tabrak Pohon lalu Menghantam Tanah

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Daftar Lokasi SIM Keliling di Jakarta 20 Mei 2024

Megapolitan
Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Modus Maling Motor di Jakut, Cegat Korban di Tengah Jalan dan Tuduh Tusuk Orang

Megapolitan
Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan 'Mayday!' lalu Hilang Kontak

Detik-detik Terjatuhnya Pesawat Latih di BSD, Pilot Serukan "Mayday!" lalu Hilang Kontak

Megapolitan
Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Saksi Sebut Satu Korban Pesawat Jatuh di BSD Sempat Minta Tolong Sebelum Tewas

Megapolitan
Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Polisi: Kondisi Jasad Korban Pesawat Jatuh di BSD Tidak Utuh dan Tak Ada Luka Bakar

Megapolitan
Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Nasib Pejabat Kemenhub Dicopot dari Jabatan Buntut Injak Kitab Suci demi Buktikan ke Istri Tak Selingkuh

Megapolitan
Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Jambret Ponsel Pelajar, Pengemudi Ojol Dikejar Polantas di Bekasi

Megapolitan
Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Polisi Masih Tunggu Izin Keluarga untuk Otopsi Tiga Korban Pesawat Jatuh di BSD

Megapolitan
Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Luka-luka Diserang Gangster, Remaja di Depok Ditolong Warga ke Rumah Sakit

Megapolitan
Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Seorang Remaja Dibacok Gangster di Depok, Terjebak Portal Saat Hendak Kabur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com