Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot Beberkan Kebiasaan Buruk SKPD Saat Susun Anggaran

Kompas.com - 25/03/2015, 12:24 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini tengah berfokus menyusun ulang kebutuhan di tiap-tiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Penyesuaian dilakukan karena pagu anggaran pada tahun ini menggunakan APBD-P tahun 2014 sebesar Rp 72,09 triliun, yang nilainya lebih kecil dari RAPBD DKI tahun 2015.

Dalam proses penyesuaian ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengingatkan agar SKPD tidak mengulangi kebiasaan buruk saat menyusun anggaran.

"Salah satu kelemahan kita dalam menyusun rencana belanja SKPD itu sering copy-paste dengan kegiatan tahun lalu. Ada program atau kegiatan yang cukup sekali, tetapi malah diadakan lagi. Kan ngawur itu," tutur Djarot saat memimpin rapat koordinasi di Balai Kota, Rabu (25/3/2015).

Mantan Wali Kota Blitar itu mencontohkan pengadaan meja di ruang rapat. Pengadaan meja itu seharusnya hanya dilakukan sekali karena pemakaiannya bisa untuk beberapa tahun ke depan. Jika barang-barang serupa dianggarkan lagi untuk tahun depan, maka pada akhirnya tidak terpakai.

Kebiasaan buruk lainnya, lanjut Djarot, adalah mengambil untung dari diskon yang didapat saat mengadakan aset-aset tertentu. Diskon itu tetap perlu dilaporkan karena bisa untuk efisiensi anggaran.

"Saya tahu kok suka ada diskon. Kalau mau benar, ada diskon-diskon seperti itu, tidak masuk kantong kita. Misal harga 100, diskon bisa 30, jadi 70. Bukan 100 ditambah lagi, mark up namanya," tambah Djarot.

Diskon-diskon pengadaan itu disebut Djarot banyak terdapat pada Dinas Kesehatan DKI, terutama saat membeli obat-obatan. Selain di Dinas Kesehatan DKI, diskon juga ada di Dinas Pendidikan DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com