Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Camat Cileungsi Pun Tak Tahu Pemilik Gedung Garuda Peninggalan Soeharto

Kompas.com - 17/04/2015, 14:52 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Graha Garuda Tiara Indonesia (GGTI) di Jalan Narogong, Desa Cibeureum, Kelurahan Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, diruntuhkan sejak pertengahan 2014. Tak ada lagi gedung berbentuk burung Garuda Pancasila yang merupakan simbol kejayaan Presiden ke-2 RI Soeharto.

Diruntuhkannya gedung yang dibangun pada Februari 1995 ini bukan hanya menimbulkan tanda tanya warga sekitar. Pejabat pemerintahan setempat pun juga bertanya-tanya, mengapa gedung yang konon untuk wisma atlet saat SEA Games 1997 di Jakarta itu diratakan dengan tanah.

"Saya juga kurang tahu kenapa," kata Camat Cileungsi, Ade Yana Mulyana, kepada Kompas.com, Jumat (17/4/2015).

"Makanya kemarin waktu Bupati datang, saya langsung sampaikan dan mempertanyakan sebenarnya tanah ini punya siapa," ujar Ade lagi.

Mengaku baru menjabat sebagai camat Culeungsi beberapa bulan, Ade juga menyatakan tak tahu tanah tanah itu akan dijadikan apa. Dia hanya mengetahui bahwa ada penggalian tanah di bekas bangunan tersebut. Selain itu, tanah dan gedung tersebut milik Yayasan Tiara yang dipimpin Siti Hardijanti Rukmana. Informasi itu pula yang hanya diketahui oleh warga sekitar.

"Ini induknya itu Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, tapi tanah ini yang punya Yayasan Tiara. Kan Yayasan Purna Bhakti Pertiwi itu punya banyak yayasan lagi, kayak Yayasan Dharmais. Yang jelas ini memang masih punya Keluarga Cendana," kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Meski tak tahu menahu mengenai Gedung Garuda, dia mengatakan, usai diratakan, puing bangunan Gedung Garuda dikomersilkan. Tanah merah dikeruk hingga dalam untuk perumahan-perumahan dan besi-besi sisa bangunan juga dijual.

"Yang bongkar itu namanya Haji Y, dia orang Tanjung Priok, kaya raya-lah. Dia yang menangani segala urusan soal pembongkaran tersebut," ujarnya.

"Kita pikirnya pembongkaran resmi. Orang waktu dibongkar tahun kemarin itu kadang dijaga Marinir sama Polisi kok," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar 'Study Tour', DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Sekolah di Depok Masih Dibolehkan Gelar "Study Tour", DPRD Ingatkan soal Lokasi dan Transportasi

Megapolitan
Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Laki-laki yang Ditemukan Tergeletak di Separator Koja Jakut Diduga Tewas karena Sakit

Megapolitan
Tak Larang Sekolah Gelar 'Study Tour', DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Tak Larang Sekolah Gelar "Study Tour", DPRD Depok: Jika Orangtua Tak Setuju, Jangan Dipaksa

Megapolitan
Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Gembong Narkoba yang Ditangkap di Filipina Pernah Tinggal di Lombok

Megapolitan
Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Nestapa Calon Siswa Bintara di Jakbar, Kelingkingnya Nyaris Putus dan Gagal Masuk Polisi akibat Dibegal

Megapolitan
Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Mayat Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Separator Jalan di Koja

Megapolitan
Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Sempat Dirazia, Jukir Liar di Minimarket Bungur Raya Kembali Beroperasi

Megapolitan
Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Lansia Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal di Kebon Jeruk, Polisi Selidiki Identitas Pelaku

Megapolitan
Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Gembong Narkoba Asia Buronan BNN Ditangkap di Filipina

Megapolitan
Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Baru Sehari Ditertibkan, Jukir Liar Kembali Terlihat di Minimarket yang Dirazia Dishub Jaksel

Megapolitan
Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Hendak Shalat Subuh di Masjid, Lansia di Kebon Jeruk Tewas Ditusuk Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Cerita Karyawan Minimarket di Cilincing Kerap Dikomplain Pengunjung karena Ditarik Uang Parkir

Megapolitan
Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Pengamat Nilai Pemprov DKI Tak Perlu Beri Pekerjaan bagi Jukir Liar

Megapolitan
Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Disdukcapil DKI Catat 7.243 Pendatang Tiba di Jakarta Pasca-Lebaran

Megapolitan
Oknum Diduga Terima Setoran dari 'Pak Ogah' di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Oknum Diduga Terima Setoran dari "Pak Ogah" di Persimpangan Cakung-Cilincing, Polisi Janji Tindak Tegas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com